Jakarta – Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menilai kebijakan Presiden Jokowi izinkan lepas masker di ruang terbuka, dinilai terlalu terburu-buru. Menurut Dicky, aturan lepas masker harusnya baru diumumkan saat capaian vaksinasi dosis ketiga sudah cukup tinggi.
Namun menurut data dari laman resmi Kementerian Kesehatan, vaksin.kemenkes.go.id, capaian vaksin dosis ketiga di Indonesia baru mencapai 20,54 persen per Selasa, 17 Mei 2022.
“Di negara yang melonggarkan pemakaian masker di luar ruangan, itu karena cakupan dosis tiga vaksinasinya sudah di atas 70 persen. Nah, Indonesia kan belum. Jadi saya kira ini harus hati-hati,” ujar Dicky saat dihubungi Tempo, Rabu, 18 Mei 2022.
Meski begitu, Dicky menduga pemerintah punya hitung-hitungan sendiri sehingga berani mengeluarkan kebijakan tersebut. Namun, dia meminta agar aturan soal pelepasan masker ini diatur secara rigit.
Pernyataan Jokowi soal pelonggaran pemakaian masker tanpa diikuti aturan dan informasi yang jelas, dikhawatirkan dapat membuat masyarakat mengalami euforia berlebihan. Sehingga, masyarakat menjadi abai terhadap protokol kesehatan, sedangkan varian baru dari Covid-19 masih ditemukan.
“Kalau pemerintah punya acuan, ya oke. Tapi komunikasi mengenai risiko, itu harus terpenuhi kepada publik. Sehingga publik bisa menilai sendiri, ini saya dalam situasi yang aman enggak? Harus pakai masker enggak?” kata Dicky.
Presiden Jokowi sebelumnya membolehkan masyarakat beraktivitas di luar ruangan tanpa mengenakan masker. Kebijakan ini diambil setelah melihat kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia yang sudah jauh lebih terkendali.
Meskipun diperbolehkan, Jokowi mensyaratkan beberapa hal dari kebijakan tersebut.
“Jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka yang tidak padat orang, maka diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker. Namun untuk kegiatan di ruangan tertutup dan transportasi publik, tetap harus menggunakan,” ujar Jokowi dalam konferensi pers secara daring pada Selasa, 17 Mei 2022.
Selain itu, Jokowi juga menyarankan agar masyarakat yang berusia lanjut dan memiliki komorbid tetap mengenakan masker saat beraktivitas. Ia juga mewajibkan masker bagi masyarakat yang memiliki gejala batuk dan pilek.
“Yang kedua bagi pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri yang sudah mendapatkan dosis vaksinasi lengkap maka sudah tidak perlu lagi untuk melakukan tes swab PCR mau pun antigen,” ujar Jokowi.