Jakarta -Polisi Israel menangkap seorang pengusung peti jenazah jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh pada Kamis 19 Mei 2022. Namun seperti dilansir France24, polisi menolak klaim pengacara Amro Abu Khudeir bahwa penahanan itu terkait dengan perannya dalam pemakaman sang jurnalis.
Seorang pengacara pengusung jenazah Amro Abu Khudeir mengatakan bahwa kliennya telah ditangkap dan diinterogasi atas perannya di pemakaman. Menurut pengacara Khaldoun Najm, Israel juga mengklaim memiliki arsip rahasia tentang keanggotaan (Khudeir) dari organisasi teroris.
“Saya pikir mereka akan menangkap lebih banyak pemuda yang berpartisipasi dalam pemakaman itu,” kata Najm.”Bagi mereka, topik pemakaman dan peti mati itu memalukan.”
Polisi Israel membantah hubungan antara pemakaman dan penangkapan Khudeir. “Tersangka ditangkap sebagai bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung terkait tuduhan lain, tidak ada hubungannya dengan partisipasinya dalam prosesi pemakaman (Abu Akleh).”
Dalam serangan yang memicu kemarahan internasional, polisi Israel yang memegang tongkat memukuli beberapa pengusung jenazah jurnalis perempuan Palestina-Amerika Serikat itu. Saat itu, mereka membawa peti mati Abu Akleh keluar dari sebuah rumah sakit di wilayah pendudukan Yerusalem timur.
Abu Akleh ditembak mati dalam serangan tentara Israel di Tepi Barat pada pekan lalu. Warga Palestina dan Al Jazeera mengatakan pasukan Israel membunuhnya. Israel kini mulai mempertimbangkan kasus ini akibat tembakan nyasar dari penembak jitu Israel.
Pembenaran polisi atas penggerebekan di rumah sakit St. Joseph bervariasi. Mereka menyebutkan perlunya membasmi nyanyian “nasionalistik” dan juga mengatakan bahwa “perusuh” di antara pelayat melemparkan batu ke petugas.
Pasukan Israel sering menindak identitas Palestina di wilayah pendudukan, termasuk bendera nasional, yang salah satunya disampirkan di peti mati jurnalis Al Jazeera Abu Akleh. Polisi berjanji akan menyelidiki insiden kontroversial tersebut.