Jakarta – Hisham Awartani, satu dari tiga mahasiswa asal Palestina yang jadi korban penembakan di area dekat Universitas Vermont, Burlington, AS, mengalami kelumpuhan.
Elisabeth Price, ibu dari Hisyam bercerita bahwa kini sang anak mengalami lumpuh dari dada ke bawah.
Menurut dia, putranya mungkin tidak dapat menggerakkan kakinya selama sisa hidupnya setelah sebuah peluru bersarang di tulang punggungnya pada 25 November lalu.
Price mengatakan kepada CNN, dia membuat penggalangan dana untuk memberikan dukungan finansial bagi Hisham di masa pemulihan pasca penembakan.
“Enam hari yang sangat memilukan dan sulit, namun juga merupakan waktu yang luar biasa dan menakjubkan, pertama menyaksikan Hisham dan kedua teman masa kecilnya menghadapi pengalaman ini dengan ketangguhan, kekuatan, dan bahkan kepedulian yang mendalam terhadap orang lain (untuk satu sama lain, untuk orang tua mereka yang bermil-mil jauhnya dan untuk ribuan orang yang menderita akibat pemboman militer yang brutal) dan, kedua, untuk melihat dan merasakan dukungan luar biasa dari seluruh dunia, termasuk pesan cinta dan dukungan dari banyak dari Anda,” tulis Price dilansir dari CNN.
“Sebagai mahasiswa junior berusia 20 tahun di Brown University, Hisham mulai menyadari “jalan yang sangat panjang di hadapannya,” kata Price.
Dia mengatakan putranya dijadwalkan keluar dari rumah sakit minggu depan dan dia akan terus menerima perawatan rehabilitasi.
Price juga mengatakan Tahseen Ali Ahmad, mahasiswa korban penembakan lainnya, telah keluar dari rumah sakit dan ibunya kini telah bergabung dengannya setelah berhasil mendapatkan visa darurat untuk melakukan perjalanan dari Ramallah di Tepi Barat ke Amerika Serikat.
Sebelumnya, hakim pengadilan di Amerika Serikat mendakwa Jason Eaton sebagai pelaku penembakan terhadap tiga warga keturunan Palestina di Burlington, Vermont, pada akhir pekan lalu.
Hakim juga meminta agar Eaton ditahan tanpa jaminan usai mengaku tak bersalah setelah meluncurkan tembakan ke tiga mahasiswa keturunan Palestina.