LHOKSEUMAWE – Ketua Partai Adil Sejahtera (PAS) Kabupaten Aceh Utara, Teungku Muhammad Nur M.Si, atau akrab disapa Waled Tabina Aceh mengatakan bahwa upaya penolakan Rohingya yang sedang terjadi di Aceh saat ini terindifikasi ‘by desain.’
“Menyangkut polemik refugee Rohingnya, sebenarnya ada pihak UN di Belgia telpon saya mengenai perubahan sikap masyarakat Aceh yang dulunya sangat peduli dengan pengungsi Rohingnya bahkan ketika mereka terombang ambing di laut,” kata Waled Tabina atau Teungku Madnu Amerika yang pernah menjadi Tapol saat Aceh masih berkonflik ini, kepada wartawan, Senin siang, 11 Desember 2023 ini.
“Dulu, rakyat Aceh memberikan pertolongan dengan menarik ke darat tapi sekarang malah yang sudah di darat di tarik lagi di dorong ke laut,.”
“Saya bilang itu semua “by desain.” Ada pihak yang takut bukan karena datangnya pengungsi Rohingnya tapi mereka takut UNHCR /PBB akan segera buka kantor di Aceh dan suasana perpolitikan Aceh dianggap belum stabil masih ada pengibaran bendera Bintang Bulan,” ujarnya lagi.
Keadaan ini, kata dia, dianggap politik Aceh akan kembali bergolak padahal tidak.
“Kitakan sudah nyanyikan lagu indonesia walaupun kita sudah ada himne sendiri dan kita masih percaya kepada ibu pertiwi tidak akan mengkhianati kita lagi, tapi mereka jangan lupa karena kita sudah ada wali sendiri. Kalau ibu pertiwi mengkhianati, kita akan bersama wali kita untuk selamanya dan akan meminta wali untuk menceraikan ibu pertiwi untuk selamanya,” ujar Teungku Muhammad Nur.