Handphone itu kembali berdering. Satu nama muncul di layar. Sang pemilik terlihat tersenyum. Itu mungkin panggilan ke sekian kalinya yang ia terima sejak wartawan tiba di kediamannya sekitar 30 menit yang lalu. Sosok tadi terlihat sangat sibuk.
Ia membetulkan letak kacamata.
“Sebentar,” katanya sambil memberi isyarat ke wartawan.
“Syech…,” terdengar suara di seberang telepon. Keduanya kemudian terlibat obrolan panjang. Sesekali ia tertawa lepas usai mendengar lawan bicaranya di seberang.
Mereka terlibat percakapan hampir belasan menit.
“Kawan,” kata sosok tadi usai menerima telepon.
Sosok tadi adalah Senator DPD RI asal Aceh, HM Fadhil Rahmi Lc MAg, atau akrab juga disapa Syech Fadhil.
Sosok ini kembali maju di jalur DPD RI asal Aceh untuk periode 2024-2029. Kali ini, Senator Petahana dari Aceh ini mendapat nomor urut 13.
Wartawan sendiri berkunjung ke kediaman Syech Fadhil, pada Senin sore, 12 Februari 2024. Belum lima menit berbicara, nada dering handphone kembali berbunyi.
“Ada telepon masuk,” kata Syech Fadhil lagi. Namun kali ini wajahnya terlihat lebih serius. Ia terlihat mendengar dengan seksama.
“Baik,” ujarnya kemudian.
Menurut Syech Fadhil, aktivitas seperti tadi sudah dilakoninya selama 5 tahun.
“Tak hanya jelang pemilihan seperti sekarang. Sejak terpilih jadi senator Aceh pada 2019 lalu. Itu telepon (masuk-red) bisa puluhan setiap hari. Kalau WA bisa ratusan perhari,” kata Syech Fadhil.
“Saya coba balas semua meski lamban. Biasanya saat dalam mobil, istirahat seperti sekarang, atau jelang tidur malam. Saat terjun ke dunia politik, saya memang sudah sadar bahwa waktu pribadi akan berkurang dan akan sering meninggalkan rumah.”
Syech Fadhil sendiri mengaku tidak ada persiapan khusus selama musim kampanye Pileg 2024.
“Saya hanya silaturahmi-silaturahmi biasa. Tak ada persiapan khusus,” kata sahabat Ustadz Abdul Somad di Aceh ini lagi.
“Silaturahmi itu bagian dari kerja saya sebagai wakil rakyat Aceh. Seperti tadi, ada pertemuan juga dengan guru-guru,” kata dia.
Selama menjabat, sosok Syech Fadhil memang dikenal mudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Sosok ini juga terkenal aktif berbicara di media. Bahkan, seringkali suara Syech Fadhil menjadi pembahasan alot di Senayan. Salah satunya adalah persoalan Badan Haji Aceh dan kewenangan Aceh untuk memberangkatkan haji sendiri di luar kuota nasional.
Syech Fadhil juga pernah menjadi Wakil Ketua Pansus Guru Honorer DPD RI. Dimana, salah satu hasil dari Pansus tadi adalah pengangkatan P3K di seluruh Indonesia.
Di luar tugasnya sebagai senator, Syech Fadhil juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi, terutama di bidang keagamaan.
Syech Fadhil mengubah rumah pribadi milik almarhumah orangtuanya di Bireuen menjadi tempat belajar Alquran. Rumah tersebut diberinama Rumah Alquran Khadijah.
Selain itu, sahabat Ustadz Abdul Somad (UAS) di Aceh ini juga memiliki puluhan anak asuh di pedalaman Aceh. Para anak asuh ini ditempatkan di dayah-dayah di seluruh Aceh dan pembiayaannya diambil dari gajinya selaku senator Aceh.
Tidak hanya itu, Syech Fadhil juga aktif mem-sponsori kegiatan Tahsin Alquran bagi ribuan guru ngaji di seluruh Aceh, seperti Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Besar, Pidie Jaya, dan Banda Aceh dan daerah-daerah lainnya di Aceh.
Kemudian juga memfasilitasi keberangkatan ratusan mahasiswa asal Aceh ke timur Tengah setiap tahunnya sejak 2014, membina belasan balai pengajian dan rumah Tahfidz Alquran di seluruh Aceh serta menyalurkan ratusan beasiswa PIP kepada siswa SD, SMP serta SMA serta perguruan tinggi sederajat di seluruh Aceh.
Terbaru, Syech Fadhil juga mewakafkan tambak miliknya seluas 2,5 hektar untuk kemakmuran Mesjid Jamik Sultan Malikussaleh, Kemukiman Blang Mee, Kecamatan Samudera, Aceh Utara.
Penandatangan dan penyerahan akta wakaf dilakukan di kantor KUA Kecamatan Samudera, pada Kamis, 8 Februari 2024, dan diterima langsung oleh Nazir wakaf, Tgk Idris Cut Ben. Penyerahan ini disaksikan oleh Kepala KUA dan tokoh masyarakat setempat.
Tambak yang diwakafkan oleh Syech Fadhil terletak di Gampong Kuta Krueng dan memiliki nilai signifikan bagi komunitas setempat. Tindakan ini mencerminkan komitmen mendalam Syech Fadhil terhadap nilai-nilai keagamaan.
Kini, jelang hari pemilihan 2024, Syech Fadhil berharap diberikan yang terbaik.
“Kepada kawan-kawan di lapangan. Saya selalu bilang, mudah-mudahan Allah Swt memberikan hasil yang terbaik. Bagi para pendukung, simpatisan dan masyarakat, penjelasan saya juga sama.”
“Kerja sudah. Kemudian doa juga selalu. Masalah hasil biar tuhan yang tentukan,” kata Syech Fadhil lagi.
“Tugas kita hanya bekerja. Sebagai hamba, kita hanya mencoba mengetuk pintu langit. Demikian juga dengan kontestan lain. Mereka juga bekerja dan berdoa yang sama. Namun kursi DPD perwakilan Aceh cuma 4. Kita tak tahu, doa siapa yang diterima,” katanya lagi.
Hampir 30 menit kami berbicara, beberapa staf Syech Fadhil kemudian datang dan bergabung. Fokus Syech Fadhil kemudian kembali beralih ke handphone. Ia membalas satu persatu pesan masuk. []