Banda Aceh—Festival Gelanggang Mahasiswa Sastra Indonesia (Fesgem) tahun 2025 secara resmi dibuka oleh Wakil Dekan Kemahasiswaan dan Alumni FKIP USK, pada Kamis (09/10/2025) di Auditorium lantai 3 FKIP USK.
Ketua panitia pelaksana, Tara Andria Tama, menyebutkan kegiatan Fesgem tersebut sudah tahun yang ke-8 dilaksanakan. Untuk tahun ini, kata dia, ada beberapa cabang lomba yang digelar dan dibuka untuk umum, antara lain lomba cipta baca puisi, lomba cipta cerpen, lomba vocal solo, lomba menulis esai, lomba poster digital, lomba mewarnai, dan pidato.
“Lomba ini diikuti oleh siswa, mahasiswa, dan umum. Untuk beberapa cabang lomba bekerja sama dengan pihak ketiga. Lomba mewarnai bekerja sama dengan TK Adiyaksa,” ujarnya.
Wakil Dekan III FKIP USK, Drs. Abu Bakar, M.Si., dalam sambutannya mengatakan bahwa Gemasastrin merupakan organisasi mahasiswa (ormawa) yang unik di FKIP USK.
“Namanya saja sudah unik dan khas. Himpunan mahasiswa lain diawali dengan kata Hi atau himpunan. Misalnya HIMAT, himpunan mahasiswa matematika. HIMA BK, himpunan mahasiswa Bimbingan Konseling. Namun, di Pendidikan Bahasa Indonesia nama himpunannya jadi Gemasastrin. Ini khas,” kata Abu Bakar.
Menurut Wakil Dekan Kemahasiswaan dan Alumni FKIP USK itu, gemasastrin harus dimaknai sebagai sesuatu yang memberikan ‘gema’ atau ‘gaung’ sebagaimana sesepuh Gemasastrin pada zaman dulu.
“Dulu, nama Gemasastrin ini melejit ke mana-mana. Sering yang mewakili FKIP bahkan USK selalu dari mahasiswa Gemasastrin. Sering ada pementasan di luar atas nama Gemasastrin. Instansi media pun dipenuhi oleh Gemasastrin. Tulisan di media massa dihiasi karya-karya anak Gemasastrin. Ini harus dikembalikan lagi seperti zaman dulu,” kata Abu Bakar.
Ia menegaskan, mahasiswa Gemasastrin zaman sekarang harus mampu menjawab tantangan zaman dan teknologi.
Kata Wakil Dekan III FKIP itu, mahasiswa Gemasastrin harus mampu menunjukkan produktivitas dan kreativitas di luar kampus. Jangan hanya berani ikut lomba yang digelar oleh Gemasastrin sendiri.
“Semoga Fesgem ini menjadi pemicu nama Gemasastrin kembali dikenal di luar sana,” tegas Abu Bakar.
Sebelumnya, Sekretaris Departemen Pendidikan Bahasa Indonesia, Herman RN, menegaskan bahwa nama Gemasastrin bukan nama baru. “Nama ini sudah ada sejak sesepuh Gemasastrin. Jangan ubah ini hanya karena nama prodi berubah,” tegasnya.