Jakarta – Studi peneliti dari University of Hong Kong menyatakan telah membuktikan kasus reinfeksi pasien Covid-19. Penelitian ini dilakukan terhadap seorang pria Hong Kong usia 33 tahun yang terinfeksi virus corona untuk kedua kalinya.
Dikutip dari laman RTHK, peneliti mengklaim kasus itu merupakan kasus pertama reinfeksi di dunia, yang terdokumentasikan.
Pasien yang merupakan pekerja di bidang teknologi informasi tersebut sebelumnya telah dinyatakan bebas dari Covid-19. Ia pun keluar dari rumah sakit pada April 2020. Namun ia dinyatakan positif terkena virus setelah kembali dari Spanyol pada awal bulan ini.
Otoritas kesehatan menurut laporan RTHK, awalnya tidak yakin laki-laki itu membawa virus dari infeksi sebelumnya. Namun tim peneliti mengungkapkan, urutan genetik menunjukkan strain virus pada April dan Agustus berbeda.
“Banyak yang percaya bahwa pasien Covid-19 yang sembuh memiliki kekebalan terhadap infeksi ulang karena sebagian besar mengembangkan respons antibodi penawar serum. Namun ada bukti bahwa beberapa pasien mengalami penurunan tingkat antibodi setelah beberapa bulan,” kata para peneliti dikutip dari RTHK.
Menurut peneliti, riset saat ini telah diterima di jurnal Clinical Infectious Disease. Riset menemukan SARS-CoV-2 alias virus corona bisa bertahan dalam populasi manusia global bahkan jika pasien memperoleh melalui infeksi alami.
Meski sempat diklaim merupakan kasus reinfeksi pertama dunia yang didokumentasi, sebenarnya kasus reinfeksi sudah jadi perhatian para ahli kesehatan sejak pandemi merebak.
Pada awal April 2020, Korea Selatan melaporkan kasus ‘kambuh’ Covid-19. Kemudian dokter D. Clay Ackerley, spesialis penyakit dalam di Washington DC mendokumentasikan temuannya melalui tulisan di Vox pada Juli 2020.
Ia bercerita, ada pasien berusia 50 tahun yang terinfeksi dua kali selama 3 bulan.
“Saya meyakini sangat memungkinkan pasien saya sepenuhnya pulih dari infeksi pertamanya, kemudian terpapar Covid-19 untuk kedua kalinya setelah terpapar dengan anggota keluarga dewasa muda dengan virus,” tulis Ackerly di Vox.
Di sisi lain, peneliti Hong Kong menyarankan pada pasien yang dinyatakan sembuh, sebaiknya tetap mengenakan masker dan menjaga jarak fisik.
“Karena kekebalan dapat bertahan lama setelah infeksi alami, vaksinasi jua harus dipertimbangkan bagi mereka yang mengalami infeksi,” imbuh peneliti.