Atjeh Watch
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
Atjeh Watch
No Result
View All Result
Home Sosok

Kisah Mantan Kombatan GAM Bermarga Lubis di Aceh

Admin1 by Admin1
17/05/2021
in Sosok
0
Kisah Mantan Kombatan GAM Bermarga Lubis di Aceh

Sejumlah mantan kombatan GAM Kuta Pase, tepat hari raya Idul Fitri ke empat, kembali mengadakan ziarah dan doa bersama di komplek kuburan tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Wilayah Samudera Pase.

Sosok tersebut adalah almarhum Ahmad Kandang. Almarhum Ahmad Kandang dikebumikan di Gampong Leuhong Kecamatan Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara.

Doa bersama digelar pada Minggu 16 Mei 2021.

Komplek Makam tersebut terdapat empat makam yang berdampingan. Semua yang dikuburkan disitu adalah pejuang Gerakan Aceh Merdeka yang gugur disaat berperang dengan Pemerintah Indonesia di awal tahun 2000-an.

Berjejer yang dikubur disana adalah, Muhammad bin Rasyid, yang lebih popupler dengan nama Ahmad Kandang, Bakhtiar bin Ramli alias Pitung, Muhammad Tahir bin Ubit alias Pawang Apui. Satu kubur lagi milik Robin bin Ucok, salah seorang anggota Pasukan GAM Wilayah Samudra Pasee keturunan Batak bermarga Lubis.

Robin lahir pada tahun 1981 di Sumatera Utara. Pada usia kanak-kanak ibunya menikah lagi dengan pria Aceh, Robin pun ikut diboyong menetap di Gampong Blang Aceh, Kecamatan Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara. Masyarakat setempat mengenal Robin sebagai anak yang baik serta rajin sholat, temannya menilai dia sebagai seorang pemberani dan setia kawan.

Tidak ada informasi, apa motivasi Robin terlibat dalam GAM, padahal dirinya bukan orang Aceh. Namun dia tidak peduli, dan semakin sering bergaul dengan para gerilyawan GAM hingga semakin kuat tekadnya ingin bergabung bersama mereka.

Konon, pada awal 2000, Robin sudah ikut membantu para anggota GAM yang melintas atau singgah di kampung tempat tinggalnya. Akhirnya Robin dipercaya oleh GAM sebagai “anak radio” sebuah Radio HT selalu melekat di dirinya.

Robin diperintah bertugas sebagai pemantau gerakan TNI/Polri, dan dia selalu update memberi informasi kepada pasukan GAM.

Seiring berjalannya waktu, kinerja Robin membantu GAM semakin baik. Sebagai unit informasi GAM, Robin acap membantu pasukan GAM dalam melakukan serangan terhadap TNI/Polri. Berkat data informasi yang dimilikinya, dia bahkan mampu membuat peta serangan.

Kiprah Robin dalam Gerakan Aceh Merdeka berakhir, dia tertembak pada sebuah pertempuran di kampung Bayi Kecamatan Tanah Luas kabupaten Aceh Utara pada 16 Agustus 2001.

Saat itu GAM melakukan penghadangan terhadap regu patroli sepeda motor TNI PAM Provit Exxon Mobil. Ada beberapa personil TNI menjadi korban, sebagian lagi berhasil mundur menyelamatkan diri. Setelah serangan dirasa cukup, pasukan penghadangpun mundur. Robin yang menyaksikan ada anggota TNI yang terkapar menyarankan untuk mengambil senjata mereka. Namun komandan GAM melarangnya dan memerintahkan segera mundur.

Robin merasa yakin anggota TNI yang korban di tengah jalan tadi telah meninggal dunia.

Diam diam dia balik ke lokasi seorang diri. Dia merangkak kearah korban. Setelah Robin mendekat, tiba-tiba sebuah tembakan menghantam tubuhnya, Robin pun rubuh telungkup, Menindih Radionya. Dia di tembak oleh seorang anggota TNI yang masih selamat dari penghadangan tadi dan bersembunyi di bak wudhu sebuah masjid yang tidak jauh dari lokasi kejadian.

Beberapa teman Robin pun datang coba menolongnya, namun gagal karena beberapa mobil Panser pasukan bantuan TNI berdatangan, kontak tembak babak kedua pun meletus. Namun tidak berlangsung lama karena pasukan GAM memilih segera menghindar.

Akhirnya Robin dikabarkan meninggal dunia, dan kemudian dimakamkan disamping kuburan Ahmad Kandang, seorang tokoh GAM yang sangat dikaguminya.

Previous Post

Lebaran, 17 Kecelakaan Lalulintas Terjadi di Aceh

Next Post

Sekda Ingatkan Para Kepala Ruangan RSUDZA Tingkatkan Pelayanan

Next Post
Sekda Ingatkan Para Kepala Ruangan RSUDZA Tingkatkan Pelayanan

Sekda Ingatkan Para Kepala Ruangan RSUDZA Tingkatkan Pelayanan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Sebuah Obituari buat Syamsulrizal: Leaderhip yang Friendly

Sebuah Obituari buat Syamsulrizal: Leaderhip yang Friendly

26/10/2025
BPBK Abdya Jemput Dua Nelayan yang Terombang-ambing Hingga Ke Perairan Aceh Singkil

BPBK Abdya Jemput Dua Nelayan yang Terombang-ambing Hingga Ke Perairan Aceh Singkil

26/10/2025
Tujuh Atlit Tari Binaan Bupati Pidie Akan Berangkat ke Philipina

Tujuh Atlit Tari Binaan Bupati Pidie Akan Berangkat ke Philipina

26/10/2025
Kapal Kayu Muatan Semen Tenggelam, ABK Hilang

Kapal Kayu Muatan Semen Tenggelam, ABK Hilang

26/10/2025
Menteri Israel Buru-buru Tarik Hinaan ke Saudi soal Normalisasi

Menteri Israel Buru-buru Tarik Hinaan ke Saudi soal Normalisasi

26/10/2025

Terpopuler

Syamsulrizal Daftar Calon Rektor USK, Ini Visinya!

Syamsulrizal Daftar Calon Rektor USK, Ini Visinya!

20/10/2025

Satpol PP Bantah Ceraikan Istri Jelang Dilantik Jadi PPPK di Singkil

Omen, Warga Beutong Temukan Giok Raksasa 5000 Ton

Nyan, Link Twibbon MTQ Aceh ke-XXXVII 2025

DPRK Bireuen Nilai Lambannya Penyusunan DED Hambat Arah Pembangunan

  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2022 atjehwatch.com

No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video

© 2022 atjehwatch.com