LHOKNGA – Krisis air bersih akibat kekeringan yang melanda Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, imbas dari musim kemarau yang berkepanjangan telah meluas ke 29 Desa di 2 Kecamatan. Kondisi ini membuat ribuan warga terpaksa bergantung dari pasokan air bantuan.
Musim kemarau panjang yang melanda Kabupaten Aceh Besar telah menyebabkan sejumlah sumber air mengering dan berdampak pada ketersediaan air bersih bagi masyarakat.
Kekeringan yang terjadi sejak 5 bulan terakhir ini telah menyebabkan krisis air bersih bagi masyarakat di 29 desa di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Lhoknga dan Peukan Bada, dengan total 19.407 jiwa yang terdampak.
Seperti yang dialami oleh warga Desa Lambaro Seubun, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar. Demi memenuhi kebutuhan air bersih, mereka terpaksa mengantre membawa ember penampungan untuk mengambil air bersih dan harus bersusah payah untuk mengangkut air bersih bantuan pemerintah tersebut ke rumah masing-masing.
“Kondisi kekeringan tahun ini lebih parah dirasakan dampaknya oleh warga,” ucap Geuchiek Lambaro Seubun, Anum Fuadi, seraya mengatakan kekeringan yang melanda desa nya kerap terjadi tiap tahun, Jumat, 9 Agustus 2024.
Menanggapi kondisi tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar bersama pihak terkait, terus menyalurkan air bersih kepada masyarakat.
Penyaluran air bersih ini dilakukan melalui posko tanggap darurat kekeringan yang didirikan di kantor Camat Lhoknga.
“Hingga saat ini, BPBD Aceh Besar telah mendistribusikan lebih dari 3 juta liter air bersih kepada masyarakat di 29 desa terdampak,” terang Petugas Posko Siaga Bencana Kekeringan, Firdaus.
Menjelang puncak musim kemarau, masyarakat di 29 desa itu berharap pasokan bantuan air ditambah. Minimal dalam satu hari dua kali pasokan agar bisa mencukupi air untuk kebutuhan sehari-hari.