Oleh Makbul, mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Syekh Muhammad Zain Al-Asyi bin Al-Faqih Djalaluddin (Tgk Chiek Di Dayah Tuha) adalah salah satu ulama besar yang dikenal karena kepemimpinannya yang bijaksana dan berwawasan luas. Syeikh Muhammad Zain al-Asyi merupakan putra dari Syeikh Jalaluddin bin Syeikh Kamaluddin bin Kadi Baginda Khatib al-Asyi. Ayahnya pengarang kitab Hidayah al-’Awam (1140 H/1727 M). Ayah Syeikh Muhammad Zain Al Asyi adalah Kadi Malikul Adil dalam masa pemerintahan Sultan Alauddin Maharaja Lela Ahmad Syah (1139 H/1727 M–1147 H/1735 M) juga pada masa pemerintahan Sultan Alauddin Johan Syah (1147 H/1735 M-1174 H/1760 M).
Beliau dilahirkan pada zaman peralihan kejayaan sufi Syeikh Hamzah al-Fansuri dan muridnya Syeikh Syamsuddin Sumatrani kepada zaman perdebatan khilafiyah, yaitu zaman Syeikh Nuruddin ar-Raniri. Syeikh Muhammad Zain Al Asyi menuliskan banyak kitab yang sebagian masih diakses hingga hari ini, kitab Bidayah al-Hidayah, kitab ilmu tauhid yang ditulis pad tahun 1170 H/1757 M. Namun jangan dikira kitab Bidayah al-Hidayah karya Syeikh Muhammad Zain Aceh ini mempunyai hubungan dengan kitab dengan judul sama karya Imam Al-Ghazali.
Kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada ranah keagamaan, tetapi juga mencakup aspek sosial, budaya, dan pendidikan. Sebagai seorang ulama yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang beragam, Syekh Muhammad Zain memiliki pemahaman mendalam tentang pentingnya keharmonisan dalam keberagaman.
Beliau tidak hanya memimpin umat melalui ceramah dan pengajaran agama, tetapi juga melalui aksi nyata dalam memberdayakan masyarakat. Kepemimpinannya menjadi teladan bagaimana agama dapat menjadi kekuatan pemersatu dalam menciptakan keadilan sosial dan kemakmuran bersama.
Karakteristik Kepemimpinan Syekh Muhammad Zain Al-Asyi 
1. Keteladanan dalam Moral dan Akhlak: Syekh Muhammad Zain dikenal sebagai sosok yang selalu menjaga integritas pribadi. Kehidupannya mencerminkan nilai-nilai Islam yang luhur, seperti kejujuran, kesederhanaan, dan kasih sayang kepada sesama. Beliau tidak hanya berbicara tentang akhlak mulia, tetapi juga mempraktikkannya dalam setiap aspek kehidupan.
2. Kecakapan Ilmu Pengetahuan: Beliau adalah seorang ulama yang memiliki pemahaman mendalam dalam berbagai disiplin ilmu agama. Pengetahuan beliau meliputi tafsir, hadis, fikih, hingga tasawuf, menjadikannya sebagai rujukan utama bagi masyarakat dan ulama lainnya. Keilmuannya juga mencerminkan keterbukaan terhadap dialog intelektual, yang menjadi dasar penting dalam memimpin masyarakat yang beragam.
3. Kemampuan Menginspirasi: Syekh Muhammad Zain memiliki kharisma yang kuat, yang mampu menggerakkan masyarakat untuk mengikuti jejaknya. Inspirasi yang beliau berikan tidak hanya melalui kata-kata, tetapi juga melalui tindakan nyata dalam membantu masyarakat. Kepemimpinannya mampu membangun hubungan emosional yang erat dengan pengikutnya, sehingga menciptakan loyalitas yang tinggi.
4. Pemberdayaan Masyarakat: Kepemimpinannya menekankan pentingnya pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Beliau mendirikan lembaga-lembaga pendidikan untuk memastikan generasi muda memiliki akses terhadap ilmu agama dan pengetahuan umum. Dengan pendekatan ini, Syekh Muhammad Zain berupaya menciptakan masyarakat yang mandiri dan berdaya saing.
5. Kepedulian Sosial: Syekh Muhammad Zain adalah seorang pemimpin yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat. Beliau aktif dalam membantu mereka yang membutuhkan dan memastikan nilai-nilai keadilan ditegakkan. Kepeduliannya tercermin dalam berbagai inisiatif sosial, seperti distribusi zakat dan pengembangan ekonomi berbasis komunitas.
Strategi Kepemimpinan Syekh Muhammad Zain
1. Pendidikan Sebagai Prioritas Utama: Beliau percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membangun masyarakat yang beradab. Oleh karena itu, Syekh Muhammad Zain mendirikan madrasah dan pesantren untuk mendidik generasi muda. Pendidikan yang beliau berikan tidak hanya berfokus pada aspek keagamaan, tetapi juga membekali murid-muridnya dengan keterampilan praktis yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
2. Dialog dan Musyawarah: Dalam memimpin, beliau selalu mengedepankan dialog dan musyawarah. Hal ini mencerminkan komitmennya untuk mendengarkan aspirasi masyarakat dan mengambil keputusan yang bijaksana. Strategi ini membuat kepemimpinannya inklusif dan diterima oleh berbagai kalangan.
3. Penguatan Identitas Keislaman: Syekh Muhammad Zain mendorong masyarakat untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan baik. Kepemimpinannya menekankan pentingnya nilai-nilai spiritual sebagai landasan dalam kehidupan. Beliau juga menanamkan pentingnya toleransi antarumat beragama dalam masyarakat yang majemuk.
4. Pembangunan Komunitas yang Berdaya: Selain pendidikan, beliau juga mendukung inisiatif ekonomi lokal yang bertujuan meningkatkan kemandirian masyarakat. Dengan demikian, ia membantu menciptakan komunitas yang tangguh dan mandiri. Beliau mendorong pengembangan usaha kecil dan menengah sebagai salah satu cara untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
5. Keteguhan dalam Prinsip: Kepemimpinan Syekh Muhammad Zain menunjukkan keteguhan dalam prinsip-prinsip Islam, meskipun menghadapi tantangan besar dari lingkungan sosial dan politik pada masanya. Keteguhannya ini menginspirasi pengikutnya untuk tetap berpegang pada nilai-nilai kebenaran.
Relevansi Kepemimpinan Syekh Muhammad Zain di Masa Kini
Kepemimpinan Syekh Muhammad Zain Al-Asyi bin Al-Faqih Djalaluddin tetap relevan di era modern. Nilai-nilai yang beliau tanamkan, seperti pentingnya pendidikan, keadilan sosial, dan integritas moral, adalah fondasi yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman. Dalam konteks globalisasi dan modernisasi, pendekatan beliau yang mengintegrasikan spiritualitas dengan aksi nyata menjadi model yang patut diteladani.
Para pemimpin saat ini dapat belajar dari beliau tentang pentingnya mendengarkan masyarakat, bersikap adil, dan memberikan solusi yang praktis terhadap permasalahan sosial. Relevansi kepemimpinan beliau semakin terasa dalam dunia yang sering kali terfragmentasi oleh perbedaan pandangan dan kepentingan.
Kesimpulan
Syekh Muhammad Zain Al-Asyi bin Al-Faqih Djalaluddin adalah contoh pemimpin yang ideal dalam Islam. Kepemimpinannya yang berbasis pada nilai-nilai moral, kecakapan ilmu, dan kepedulian sosial memberikan inspirasi yang tak lekang oleh waktu. Melalui pendekatan yang inklusif, visioner, dan penuh empati, beliau mampu memimpin masyarakat menuju harmoni dan kesejahteraan.
Di tengah tantangan globalisasi dan modernisasi, teladan beliau menjadi pengingat akan pentingnya kepemimpinan yang berorientasi pada kemaslahatan umat. Oleh karena itu, menghidupkan kembali nilai-nilai kepemimpinan beliau dapat menjadi solusi untuk menciptakan masyarakat yang harmonis, adil, dan sejahtera. Kepemimpinan Syekh Muhammad Zain adalah warisan berharga yang terus relevan dan menginspirasi generasi masa kini dan mendatang.
 
	    	 
					








