BANDA ACEH – Ketegangan tengah melanda tubuh organisasi Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Provinsi Aceh. Sejumlah Pengurus Cabang (Pengcab) kabupaten/kota secara resmi melayangkan mosi tidak percaya kepada kepengurusan Pengprov Perbasi Aceh.
Surat pernyataan tersebut dikabarkan telah ditandatangani oleh mayoritas Pengcab aktif dan disampaikan langsung kepada pihak terkait, termasuk kepada Pengurus Pusat Perbasi di Jakarta.
Dalam pernyataan sikapnya, para pengurus cabang menyebutkan bahwa mosi ini dilatarbelakangi oleh sejumlah hal, mulai dari kurangnya transparansi dalam pengelolaan organisasi, minimnya kegiatan pembinaan dan kompetisi, hingga komunikasi yang dinilai buruk antara Pengprov dan Pengcab.
“Sudah terlalu lama kami merasa aspirasi kami tidak didengarkan. Tidak ada kejelasan program, bahkan kejuaraan tingkat provinsi pun nyaris tidak ada selama masa kepengurusan ini,” ujar Iqbal Firdaus, Ketua Perbasi Banda Aceh, mewakili suara sejumlah Pengcab yang melayangkan mosi.
Iqbal juga menyoroti lemahnya dukungan Pengprov terhadap persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024.
“Bahkan dalam pelaksanaan Pelatda PON Aceh 2024, tidak terlihat sedikit pun kontribusi dari Ketua Pengprov. Padahal momentum ini sangat penting bagi kebangkitan bola basket Aceh,” tegasnya.
Langkah melayangkan mosi ini disebut sebagai bentuk kepedulian dan upaya menyelamatkan marwah serta masa depan olahraga bola basket di Aceh, yang selama ini dinilai stagnan dan tertinggal dibanding provinsi lain.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak Pengprov Perbasi Aceh belum memberikan pernyataan resmi menanggapi mosi tersebut.
Mosi tidak percaya ini diperkirakan akan menjadi babak baru dalam dinamika kepengurusan olahraga bola basket di Aceh. Banyak pihak berharap agar konflik ini segera diselesaikan secara profesional dan demokratis demi kemajuan olahraga serta prestasi atlet basket di Tanah Rencong.