Banda Aceh – Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Ar-Raniry Banda Aceh sukses menyelenggarakan seminar beasiswa bertajuk “Dari Mimpi ke Prestasi: Strategi Sukses Meraih Beasiswa” pada Senin 6 Oktober 2025.
Acara yang berlangsung di Teater FEBI ini disambut antusias oleh peserta dari kalangan mahasiswa aktif, fresh graduate, hingga mahasiswa umum dari fakultas lain juga hadir untuk mendapatkan wawasan terkait strategi meraih beasiswa dalam dan luar negeri.
Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB ini diawali dengan pembukaan oleh MC TM. Zaffa Abrar. Rangkaian awal dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan shalawat Badar oleh Muhammad Fauzan, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne Aceh yang dibawakan Sovia Deuviana Humairah.
Dalam laporan ketua panitia, Zahara Muharama menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung terlaksananya acara ini. Ia menegaskan bahwa seminar ini diadakan untuk memotivasi mahasiswa agar tidak takut bermimpi besar serta membekali mereka dengan strategi yang tepat dalam menembus peluang beasiswa.
Sambutan Ketua DEMA FEBI, Nasyran Iwani, yang diwakili oleh Humaira Mimi, menekankan pentingnya mahasiswa FEBI UIN Ar-Raniry memanfaatkan peluang beasiswa sebagai jembatan menuju kesuksesan.
“Beasiswa adalah pintu bagi mahasiswa untuk mengembangkan kapasitas diri, baik secara akademik maupun non-akademik. Oleh karena itu, kita semua harus berani mencoba, mempersiapkan diri, dan tidak mudah menyerah,” ujarnya.
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Prof. Dr. Analiansyah, M.Ag., dalam sambutannya mengapresiasi inisiatif mahasiswa FEBI yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. Menurutnya, seminar semacam ini penting untuk menanamkan semangat berkompetisi secara sehat dan membangun kesadaran bahwa beasiswa bukan hanya bantuan finansial, tetapi juga bentuk penghargaan atas dedikasi dan kerja keras.
“Mahasiswa harus menyiapkan diri sejak dini, bukan hanya dengan prestasi akademik, tetapi juga melalui keterlibatan dalam organisasi, karya ilmiah, hingga kegiatan sosial yang dapat menunjukkan kualitas diri,” ungkapnya.
Memasuki sesi inti, moderator Cut Sytty Fhatimah Zuhra memandu jalannya seminar dengan menghadirkan tiga pemateri yang merupakan penerima beasiswa bergengsi di tingkat nasional maupun internasional.
Pemateri pertama, Raja Munandar, awardee Beasiswa BSI, menjelaskan pengalaman pribadinya dalam mengikuti seleksi serta mekanisme pendaftaran program beasiswa tersebut. Ia menekankan pentingnya menjaga konsistensi prestasi akademik sekaligus menunjukkan keterlibatan dalam aktivitas organisasi dan pengabdian masyarakat. Menurutnya, beasiswa BSI tidak hanya menilai IPK, tetapi juga melihat bagaimana seorang mahasiswa mampu berkontribusi positif di luar kampus.
Pemateri kedua, Muliadi, SE., M.Sc, awardee Beasiswa Double Degree BIB-LPDP Kemenag di Universiti Utara Malaysia dan UIN Ar-Raniry, memberikan paparan inspiratif mengenai pentingnya persiapan jangka panjang. Ia menekankan bahwa keberhasilan mendapatkan beasiswa bukanlah hasil instan, melainkan buah dari proses panjang yang dibangun sejak masa kuliah sarjana.
Dalam penjelasannya, Muliadi menyampaikan bahwa mahasiswa perlu secara aktif membangun rekam jejak prestasi dengan mengumpulkan berbagai pengalaman seperti sertifikat penghargaan, kepanitiaan, kepemimpinan organisasi, hingga keterlibatan dalam kegiatan sosial. Semua hal itu, menurutnya, akan menjadi nilai tambah saat mendaftar beasiswa kompetitif seperti LPDP.
“Sejak semester awal, mahasiswa sebaiknya sudah mulai menargetkan diri untuk mengikuti berbagai ajang, baik akademik maupun non-akademik. Jangan tunggu menjelang lulus, baru sibuk mencari portofolio. Persiapan yang matang membuat kita lebih percaya diri ketika menghadapi proses seleksi, mulai dari administrasi, tes potensi akademik, hingga wawancara. Dengan bekal yang kuat, peluang diterima beasiswa untuk melanjutkan magister, baik di dalam maupun luar negeri, akan semakin besar,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya kemampuan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, serta membangun jejaring dengan komunitas atau alumni beasiswa. Menurutnya, jaringan tersebut dapat membantu memberikan informasi, tips seleksi, serta dukungan moral.
Pemateri ketiga, M. Miftahul Razaaq, SE., C.CRM, awardee Beasiswa Bank Indonesia, menjelaskan secara komprehensif mengenai program beasiswa BI. Ia menuturkan bahwa beasiswa BI bukan hanya memberikan dukungan finansial, tetapi juga menghadirkan pembinaan karakter melalui kegiatan leadership camp, pelatihan soft skill, serta kegiatan sosial kemasyarakatan. “Beasiswa ini membentuk pribadi mahasiswa agar tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan di masyarakat,” ungkapnya.
Sesi tanya jawab berlangsung interaktif, dengan peserta aktif mengajukan pertanyaan seputar tips menulis esai beasiswa, strategi menghadapi wawancara, hingga bagaimana membangun profil yang menarik di mata pemberi beasiswa.
Acara kemudian ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada seluruh pemateri dan sesi dokumentasi bersama. Melalui seminar ini, diharapkan mahasiswa FEBI UIN Ar-Raniry semakin termotivasi untuk merancang masa depan akademik mereka sejak dini, serta berani melangkah dari sekadar mimpi menuju prestasi nyata.
