LHOKSUKON – Setelah lima tahun tak bisa turun ke sawah akibat jebolnya Bendungan Krueng Pase, masyarakat di delapan kecamatan di Aceh Utara kini kembali punya harapan.
Bupati Aceh Utara Ismail A Jalil meninjau progres pembangunan bendungan yang disebut sudah mencapai lebih dari 50 persen dan ditarget rampung pada Desember 2025.
“Lima tahun sudah masyarakat kita kelaparan. Saya senang melihat progress pengerjaannya dan dukungan dari balai Kementerian PU dan Menteri PU serta anggota DPR RI,” kata pria yang akrab disapa Ayahwa itu di lokasi proyek, Selasa (7/10/2025).
Peninjauan dilakukan bersama lima direktur dari berbagai bidang di Kementerian Pekerjaan Umum RI dan anggota DPR RI asal Aceh, Ruslan M Daud.
Ayahwa berharap, pada musim tanam awal tahun depan, petani di delapan kecamatan sudah bisa kembali menggarap sawah mereka.
“Musim tanam awal tahun depan, diharapkan delapan kecamatan yang dialiri bendungan itu telah bisa menanam padi seperti biasa,” ujarnya.
Delapan kecamatan itu adalah Nibong, Meurah Mulia, Samudera, Tanah Pasir, Tanah Luas, Syamtalira Aron, dan Matangkuli di Kabupaten Aceh Utara, serta satu kecamatan di Blang Mangat, Kota Lhokseumawe.
“Saya berharap bisa selesai tepat waktu dan bisa segera difungsikan. Sehingga rakyat kita bisa bertani seperti dulu lagi,” kata Ayahwa.
Sebelumnya, bendungan yang menjadi sumber irigasi utama bagi ribuan hektar sawah itu jebol lima tahun lalu dan sempat mendapat perhatian dari Presiden RI Prabowo Subianto. Sejak itu, ribuan petani di wilayah terdampak tidak bisa menanam padi dan terpaksa mencari pekerjaan lain untuk bertahan hidup.