Aceh Besar– Universitas Syiah Kuala (USK) melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Pembangunan Berkelanjutan (PKMBPB) melaksanakan serangkaian kegiatan di Desa Teuladan, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, Minggu, 28/9/2025.
Rangkaian kegiatan yang dipusatkan di Balai Pertemuan Balee Nilam ini mengusung tema “Wirausaha Inklusif: Pengembangan Bibit Nilam Unggul Berbasis Gender di Aceh Besar”.
Kegiatan dimulai dengan sosialisasi wirausaha inklusif berbasis gender yang diikuti sekitar 20 petani, terdiri atas 10 perempuan dan 10 laki-laki. Sosialisasi tersebut bertujuan memperkenalkan konsep usaha yang tidak hanya meningkatkan produktivitas bibit nilam unggul, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang adil bagi laki-laki dan perempuan.
Ketua Tim PKMBPB, Suraiya Kamaruzzaman, menegaskan bahwa program ini menjadi langkah penting dalam mendukung ketahanan ekonomi lokal sekaligus memperkuat pembangunan pertanian berkelanjutan. Para petani yang hadir memberikan apresiasi positif.
Dedi, salah seorang petani nilam, menyampaikan harapannya agar pendampingan dari USK dapat meningkatkan kualitas bibit serta memperbaiki pola usaha yang lebih teratur.
Hal senada juga diungkapkan oleh Cut Halimah, petani perempuan Desa Teuladan, yang merasa program ini memberikan kesempatan baru bagi perempuan untuk terlibat aktif dalam usaha pembibitan dan pengelolaan usaha tani, sehingga menambah rasa percaya diri mereka.
Sebagai bagian dari program ini, USK juga menempatkan enam mahasiswa KKN Tematik di Desa Teuladan untuk mendampingi masyarakat. Mereka terdiri dari empat mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, yaitu Cyta Fahir, Dwi Tara Amelia, Rafika Indriyani, dan Reyka Anggraini, serta dua mahasiswa Program Studi Teknik Industri, yaitu Arif Ashiddiq dan Iqsan Aripriatna. Prosesi serah terima mahasiswa dilakukan langsung oleh tim PKMBPB kepada Pemerintah Desa Teuladan yang diterima oleh Sekretaris Desa, Ramlan.
Mahasiswa tersebut akan berperan sebagai mitra strategis masyarakat dengan memberikan pendampingan pada aspek teknis budidaya, manajemen usaha, dan pemasaran berbasis gender. Sekretaris Desa Teuladan, Ramlan, menyambut baik kehadiran mereka dan berharap adanya kelompok tani yang benar-benar aktif terbentuk sehingga usaha nilam desa dapat berkembang secara berkelanjutan.
USK juga memfasilitasi Focus Group Discussion (FGD) pembentukan kelompok pembibitan nilam inklusif. Diskusi ini melibatkan petani laki-laki dan perempuan secara setara untuk merumuskan mekanisme kerja, model kolaborasi, dan strategi keberlanjutan usaha pembibitan nilam unggul.
Dalam forum tersebut, anggota tim PKMBPB, Irfan Zikri, menekankan pentingnya keterlibatan perempuan dalam kepemimpinan kelompok agar kelembagaan yang terbentuk tidak hanya berfungsi sebagai pusat produksi bibit, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran dan jaringan usaha yang inklusif.
Antusiasme peserta tampak jelas, di mana petani laki-laki maupun perempuan aktif memberikan gagasan. Rahman, tokoh masyarakat setempat yang sangat peduli dengan pemberdayaan masyarakat nilam dalam diskusi menilai bahwa kelompok yang terorganisir dengan baik dan memiliki aturan yang jelas akan mampu menjamin keberlangsungan usaha, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh warga desa.
Melalui rangkaian kegiatan ini, USK menegaskan komitmennya untuk menghadirkan inovasi akademik yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Kolaborasi antara universitas, pemerintah desa, dan kelompok tani diharapkan dapat menjadi fondasi bagi terbentuknya wirausaha nilam yang inklusif, berkeadilan gender, dan berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.