BANDA ACEH – Akademisi dan mantan aktivis 98 Aceh, Taufik Abdullah, meminta penggunaan dana Otsus di Aceh dievaluasi secara menyeluruh. Kondisi ini dinilai penting untuk menyatukan sikap Aceh kedepan, terutama terkait apakah tuntutan perpanjangan atau cukup sampai 2027 nanti.
“Harus ada evaluasi yang menyeluruh. Berapa yang sudah diterima (Otsus)? Siapa saja yang menerimanya, dan untuk apa saja digunakan. Apakah masyarakat merasakan keberadaan Otsus atau hanya dinikmati segelintir elit seperti asumsi beberapa pihak,” kata Taufik Abdullah kepada atjehwatch.com, Rabu siang 11 Desember 2019.
Menurutnya, penerimaan dana Otsus dari Otsus dari 2008 hingga saat ini mencapai angka 80 triliun. Namun public Aceh dinilai belum melihat hasil nyata dari keberadaan dana ‘diyat perang Aceh’ tersebut yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak.
“Itu kisarannya. Pertanyaannya kini, kemana saja uang itu digunakan? Ini harusnya dapat dijelaskan oleh Pemerintah Aceh. Karena kesannya, dana Otsus yang banyak itu belum meninggalkan bekas untuk Aceh,” kata mantan aktivis 98 ini lagi.
“Kalau peruntukannya tak jelas, kemudian kita tuntut perpanjangan, kan aneh juga. Kita harus memiliki data. Tak mungkin tiba-tiba datang ke Jakarta minta Otsus diperpanjang! Kalau mereka (Jakarta-red) balik bertanya soal Otsus yang dikuncurkan selama ini kemana? Apa yang mau dijawab,” kata Taufik lagi.
“Apalagi beberapa waktu lalu, Pak Rizal Ramli bilang bahwa Otsus Aceh ditileb elit. Nah, statemen itu harus dibantah dengan data. Evaluasi secara menyeluruh bisa menjawab statemen tadi.”
Taufik berharap Pemerintah Aceh bisa menjawab kerisauan publik Aceh soal penggunaan dana Otsus Aceh selama ini.
“Ini soal kepercayaan public. Karena Aceh itu berbeda dengan provinsi lain di Indonesia. Dana Otsus itu bukan diraih cuma-cuma. Makanya perlu evaluasi sehingga kepercayaan public terhadap Pemerintah Aceh itu bisa kembali,” ujarnya. []