IDI- Penyuluh Agama Islam PNS dan Non PNS Kecamatan Idi Timur, Rabu 15 Januari 2020, mengisi pengajian rutin di Lembaga Permasyarakatan (LP) Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur yang dilaksanakan seusai shalat Asar.
Dalam kesempatan tersebut, Teungku Iskandar salah satu Peyuluh Agama Islam NON PNS Kecamatan Idi Timur menyampaikan keutamaan-keutamaan kesempurnaan dalam melaksanakan Shalat.
Iskandar mengatakan Setiap umat Islam yang sudah memenuhi syarat shalat diwajibkan untuk shalat, baik muslim laki-laki maupun perempuan. Di antara syarat wajib shalat adalah baligh dan berakal. Ketika syarat shalat sudah terpenuhi, tidak boleh meninggalkan shalat dalam kondisi apapun, sebab shalat termasuk ibadah yang tidak boleh ditinggalkan, meskipun dalam kondisi dharurat.
Pada saat mengerjakan ibadah, baik shalat ataupun lainnya, kita ingin ibadah yang dikerjakan tersebut diterima Allah SWT. Karenanya, lakukanlah ibadah dengan penuh keikhlasan dan berusaha agar selalu fokus dan kosentrasi dalam setiap ibadah yang dikerjakan.ujar Tgk Iskandar.
Terkait ibadah shalat, ada tiga hal menurut Imam Ghazali yang bisa dilakukan agar shalat yang dikerjakan sempurna dan terjaga.
“Ketiga hal tersebut antara lain, pertama, menyempurnakan wudhu. Wudhu pintu masuk shalat. Kalau wudhu tidak sah, shalat yang dikerjakan juga tidak sah. Karena itu, perhatikan persyaratan dan aturan wudhu agar sempurna.”
“Kedua, memperbanyak doa dan zikir di dalam shalat. Shalat pada intinya adalah membaca dzikir, doa, dan surat tertentu. Karenanya, perbanyaklah membaca doa dan dzikir dalam shalat. Ketiga, berusaha untuk selalu fokus. Memang fokus dalam shalat sangatlah susah. Tapi kita mesti berusaha semaksimal mungkin agar fokus dan kosentrasi dalam shalat,” ujarnya.
Tiga hal ini disampaikan Teungku Iskandar di hadapan ratusan masyarakat binaan di LP Idi Rayeuk.
Dalam kesempatan lain, Kepala KUA Kecamatan Idi Timur Marzuki SAg menjelaskan bahwa kegiatan yang sudah menjadi kesepakatan bersama adalah kegiatan keagamaan, diantaranya disampai materi qiro’atul qur’an, murottal hafalan surat pendek, asmaul husna, doa harian, praktek wudhu dan sholat dan ceramah keagamaan
“Pembinaan keagamaan mampu membentuk mental positif bagi narapidana, yang bertujuan meningkatkan kesadaran melaksanakan ajaran-ajaran agama, dan meningkatkan pengetahuan agama mereka. Ada enam pilar karakter yang dapat dibentuk melalui pembinaan keagamaan bagi setiap narapidana, yakni kejujuran, rasa percaya diri, rasa hormat, rasa tanggungjawab, rasa kepedulian dan toleransi,” ujar Marzuki..
“Dengan adanya bimbingan dan penanaman nilai-nilai positif agama Islam secara intensif, maka diharapkan para warga binaan dapat mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka sehari-hari, sehingga mereka tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama di masa-masa yang akan datang,” kata Marzuki. []