Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan video kuliner Banda Aceh lewat akun Instagram @jokowi. Mulai dari kopi, kari kambing, ayam goreng, dan mi.
Jokowi mengungkapkan, jauh sebelum warung-warung kopi menjamur di kota-kota Nusantara, warga dan mereka yang datang ke Banda Aceh sudah akrab dengan Kopi Solong di Ulee Kareng.
“Selain kopi hitam dan kopi susu, warung ini juga menyajikan kopi sanger dan kopi kocok telur. Seperti apa rasanya?” tanya Jokowi dalam video yang diunggah pada 18 Januari 2020 tersebut.
Selain kopi, di Banda Aceh ada banyak warung makan dengan sajian yang khas dan beragam. “Saya pernah menikmati langsung enaknya kari kambing dan ayam goreng Rumah Makan Lem Bakrie sampai mi yang khas di Mie Razali,” jelas Jokowi.
Jokowi berjanji akan ke Aceh mencoba aneka makanan dan minuman yang sudah lama didengar kelezatannya, seperti Kopi Solong, dan ayam dan bebek Bu Si Itek.
Kopi Solong
Kopi Solong merupakan kedai kopi tertua di Ulee Kareng, Aceh, karena didirikan sejak 1974. Kedai yang ramai didatangi pembeli ini menyuguhkan sekitar 20 rasa kopi.
“Tamu datang, duduk, kita tanya, kita hidang. Orang minum sekitar 1.000 orang per hari, ya. Menu, banyak! Itu ada 20 saya rasa semua, pertama kopi hitam manis, kemudian kopi hitam susu, kopi sanger, kopi kocok telur, tapi yang paling banyak sanger espresso. Itu yang paling ngetop,” ujar pemilik Kopi Solong, Haji Nawawi.
Warung Nasi Kambing Lem Bakrie
Rumah Makan Lem Bakrie sudah berdiri sejak lima tahun lalu. Menu andalan di Lem Bakrie, ayam goreng panas, ayam tangkap, kari kambing. Usai Presiden Jokowi mengunjungi warungnya, pembeli makin ramai.
“Nggak nyangka Lem Bakrie dikunjungi Presiden. Rasanya luar biasa!” ujar Bakrie, pemilik Warung Nasi Kambing Lem Bakrie. “Beliau suka kari kambing sama ayam gorengnya, yang beliau makan. Waktu pulang pun beliau ngomong, “enak sekali, ya”,” kenang Bakrie.
Mie Razali
Warung Mie Razali berdiri sejak 1967. Awalnya, pemiliknya berdagang dengan menggunakan gerobak di emperan jalan. Karena kesabaran, warung itu kian berkembang hingga besar seperti sekarang ini.
“Biasanya di sini yang jadi andalan, seperti mi campur, mi kepiting, sama mi seafood. Kita ada roti canai juga, martabak Aceh sama minumnya ada teh tarik,” ujar koki Mie Razali, Heri.
Bu Si Itek
Rumah makan ini berdiri sejak 2020 lalu, setahun pemiliknya, ustaz Heri lulus kuliah. Usaha ini dirintis dengan berjualan di trotoar dan emperan. Secara perlahan usaha ini terus berkembang dan tak lepas dari dukungan teman-temannya.
“Karena pembeli semakin banyak, ia kemudian menyewa sebuah toko,” kata Heri.
Rumah makan ini menu andalan utamanya bebek dan ayam. Mulai buka pukul 11.00-15.00, setelah itu dilanjutkan pada pukul 17.00-22.00.
“Kalau siang bisa 400 orang (yang makan), kalau malam sampai 1.000 orang. Menu andalan utama kami bebek sama ayam. Kita gunakan bebek kari, bukan bebek goreng,” ujar Heri.