BANDA ACEH – Penyair Aceh yang sudah mendunia ini menilai, puisi “Media” yang dibacakan Pelaksana Tugas Gubernur Aceh pada acara Serambi Award 2020 spontan dan mudah dipahami. Katanya tidak mudah menulis puisi spontan, itu diperlukan imajinasi ekstra.
“Tidak semua orang bisa menuliskan persoalan dalam puisi secara spontan. Saya sebagai penyair juga seperti itu, tidak mudah kendati memang ada beberapa kali menulis langsung di tempat acara,” kata D Kemalawati yang akrab disapa Dek Nong ini.
D Kemalawati menyebutkan, pada malam itu dirinya ikut pada acara tersebut, dan dapat menikmati puisi yang dibacakan Pak Plt Gubernur. Ini artinya efesien menyampaikan masalah lewat puisi.
“Sebagai penyair saya melihat diksi puisi Pak Gubernur juga sudah sesuai dengan maksud diksi puisi, bahkan ada metafora, jadilah pelita bagi jiwa yang cerah. Ini unsur puisi,” katanya.
D Kemalawati mengakui dirinya menulis puisi membutuhkan waktu berhari-hari untuk menemukan maksud yang dituju, tidak mudah. dan yang terpenting pesannya tersampaikan kepada penikmatnya.
Puisi spontan D Kemalawati yang tercatat adalah “Buku Tentang Kepiting Mustafa Abubakar”, yang dibacakan pada peluncuran buku “Menanti Krisis, Naluri Kepemimpinan Mustafa Abubakar” di Dayan Dawood Unsyiah.
Semnetara Plt Gubernur Aceh sendiri sudah menulis puisi sejak duduk di Bangku SMP, ada beberapa puisinya, dan yang sempat terpublis ke media antara lain “Untuk Negeri” yang ditulis 13 Mei 2017. Puisi ini dibacakan pada acara “Menolak Korupsi” di Takengon 13 Mei 2017 silam.[joe]