BANDA ACEH – Provinsi Aceh mendapat kabar prakiraan cuaca tak mengenakan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan adanya gelombang laut setinggi 4 meter yang diperkirakan bakalan menghantam wilayah Samudera Hindia, sebelah barat Aceh.
Lebih lanjut, BMKG Stasiun Meteorologi Blang Bintang Aceh Besar memprediksi kondisi cuaca buruk ini berpeluang terjadi hingga tiga hari ke depan.
“Kondisi cuaca ini dapat diwaspadai oleh nelayan dan pengguna jasa pelayaran saat hendak melaut,” ungkap Kasi Data Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blang Bintang Aceh Besar Zakaria Ahmat dalam pernyataan yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com pada Jumat, 24 Juli 2020.
Sedangkan untuk alasannya, Zakaria menjelaskan bahwa cuaca buruk ini dipengaruhi akibat angin kencang yang melanda sejumlah wilayah perairan Aceh.
Tepatnya, perairan yang paling parah berada di wilayah perairan Simeulue yang berpeluang tinggi gelombang mencapai 4 meter.
“Sementara di wilayah perairan lainya seperti perairan Sabang Banda Aceh masih tergolong aman karena ketinggian gelombang mencapai 1 meter,” ujarnya.
Selain itu, dia menyoroti wilayah perairan utara Sabang juga perlu diwaspadai karena ketinggian gelombang laut diprediksi mencapai 4 meter.
“Perairan utara dan timur Aceh satu meter dan perairan barat selatan Aceh mencapai 3 meter. Sementara di wilayah selat malaka ketinggian gelombang laut mencapai 1 meter,” jelas Zakaria.
Di sisi lain, potensi cuaca buruk yang terjadi di perairan Aceh segera mendapat tanggapan dari kantor SAR Banda Aceh yang telah menyiagakan kapal dan personel apabila terjadi kecekaan laut.
“Peralatan serta personel SAR yang disiapkan beroperasi selama 24 jam,” kata Kepala kantor SAR Banda Aceh Budiono.
Namun demikian, Aceh tak hanya akan dilanda cuaca buruk yang mengakibatkan ketinggian gelombang laut, tetapi juga kondisi angin puting beliung sempat melanda Aceh.
Bahkan, Banda Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaporkan puluhan rumah rusak di terjang angin kencang di wilayah Aceh Utara beberapa hari lalu.
Kemudian disusul dengan terjangan angin kencang di wlilayah Aceh timur yang menyebabkan puluhan rumah rusak di bagian atap, termasuk satu sekolah di Pulau Banyak Aceh Singkil.