BANDA ACEH – Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Pidie Irwandi Zakaria, M.Ag menilai presentasi guru di Aceh yang mampu mengikuti proses belajar melalui aplikasi daring masih sangat kecil, bahkan sebagian guru menggunakan aplikasi whatApp dan telegram yang belum memenuhi syarat untuk pembelajaran media daring.
“Metode pembelajaran melalui online ini sebenarnya memang masih belum terbiasa dilakukan oleh guru dan murid,” kata Irwandi Zakaria saat menjadi narasumber virtual Bincang Santai (BiSa) yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh, Jum’at (7/8) di Banda Aceh.
Selain itu, lanjut Irwandi Zakaria, proses pembelajaran daring juga masih terdapat kekurangan-kekuarangan lainnya, seperti tidak tersedianya alat dan aplikasi.
“Termasuk proses penilaiannya,” demikian Irwandi Zakaria.
Sementara sumber lainnya yang menjadi pembicara, akademisi dan praktisi hukum Saifuddin Bantasyam, SH, MH mengatakan tantangan Belajar mengajar secara daring adalah soal kesiapan pemerintah, ketersediaan alat teknologi, penguasaan teknologi oleh guru dan Murid dalam melaksanakan pembelajaran.
“Tantangan secara daring juga terkait pendidikan Karakter, seperti interpersonal skill Comunication yang tidak tercapai, karena tidak ada proses interaksi dan hanya terkurung di ruang Virtual,” kata Saifuddin Bantasyam.
Untuk itu–lanjutnya–Dinas Pendidikan dan Pengawas Pendidikan dari lembaga pendidikan yang ada perlu melakukan evaluasi terhadap metode pembelajaran daring ini.
“Berbagai tantangan maupun masalah yang terjadi di lapangan dapat menjadi bahan eveluasi dalam proses pengambilan kebijakan,” ujarnya.
Saifuddin juga berharap, walau proses belajar via Daring masih mengalami kelemahan, namun tidak juga dapat dipaksa belajar mengajar secara tatap Muka, karena SKB 4 Menteri menekankan fungsi keselamatan dalam proses belajar mengajar di tengah Pandemi Covid-19.
“Jangan nanti ketika dipaksa untuk belajar tatap Muka, maka resiko untuk terpaparnya Virus Covid-19 sangat rentan. Saya sepakat jikapun metode belajar mengajar melalui Daring ini dilaksanakan 1 atau 2 tahun kedepan. Jangan terkesan kita mendagangkan kelemahan dari Pembelajaran Daring ini,” ujar Saifuddin.
Bincang Santai FKPT Serial-7 mengambil tema “Tantangan Belajar dan Mengajar dimasa Pandemi Cpvid-19, dan turut membuka kegiatan tersebut Ketua FKPT Aceh Dr. Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, MA dan bertindak sebagai Host Dr. Mukhlisuddin Ilyas, Kabid Penelitian dan Pengkajian FKPT Aceh.[]