Umbul-umbul merah putih mulai menghiasi lembaga lembaga pemerintahan sejak sepekan terakhir. Tak terkecuali Lembaga Wali Nanggroe dan DPR Aceh. Suasana terasa meriah.
Hampir tiap sudut dipenuhi dengan pedagang merah putih.
Di DPR Aceh, ada dua tiang. Konon rencananya, merah putih berkibar berbarengan di sàna. Namun setelah beberapa tahun. Impian itu tak kunjung terwujud.
Hanya satu tiang yang kosong. Tiang itu lebih rendah dari merah putih dan disiapkan untuk bendera bintang bulan sebagaimana qanun yang disahkan DPR Aceh pada 2012 lalu.
Namun hingga 2020, tiang tersebut masih perawan. Tak pernah ‘bintang bulan’ berkibar di sana meski pada hari hari sakral dalam penanggalan Aceh sekalipun.
Bintang bulan sejatinya pernah menjadi isu sakral di Aceh. Setiap hari hari khusus seperti 4 Desember dan 15 Agustus, bendera itu pasti berkibar di berbagai pelosok Aceh.
Bintang bulan merupakan simbol perjuangan Aceh. Semangat nasional ke-Aceh-an dan ideologi Hasan Tiro melekat dalam selembar bendera yang menjadi simbol perjuangan panjang masyarakat Aceh itu.
Bintang bulan pernah menjadi bagian terpenting dalam perjuangan Aceh.
Karena isu bintang bulan lah kursi eksekutif di kabupaten kota serta provinsi mampu direbut oleh anak anak ideologi Hasan Tiro. Demikian juga dengan kursi legislatif di DPR Aceh dan DPR kabupaten kota.
Namun kini, suasana sudah berbeda. Isu bintang bulan tak lagi heboh seperti belasan tahun yang lalu atau fase awal awal perdamaian Aceh.
Tiang DPR Aceh yang dikhususkan untuk bintang bulan kini masih kosong.
Demikian juga dengan rumah rumah anak anak Ideologi Hasan Tiro yang kini menjabat di eksekutif dan legislatif Aceh. Di depan rumah mereka kini hanya merah putih yang berkibar. Konon lagi masyarakat Aceh lainnya.
Menjelang 15 Agustus sebagai hari peringatan damai Aceh, keberadaan bintang bulan semakin susah untuk dicari.
Bagi aparat keamanan, pengibaran bintang bulan masih dianggap ilegal. Sementara DPR dan eksekutif hanya berani mengatakan qanunnya sudah disahkan. Sedangkan untuk pengibaran bendera bintang, mereka tak punya keberanian. Setidaknya untuk satu tiang di depan DPR Aceh.
Selamat hari damai Aceh meski tanpa bintang bulan.