Surabaya – Direktur RSUD Sidoarjo dr Atok Irawan mengungkapkan bahwa, sebelum meninggal karena covid-19, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin atau Cak Nur, sempat melakukan kunjungan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Jakarta. Kunjungan dilakukan pada Selasa, 18 Agustus lalu.
Kunjungan tersebut, kata Atok, berkaitan dengan koordinasi Pemkab Sidoarjo dan Kemendagri terkait pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades)
“Selasa (18/8) pagi berangkat, dan Rabu (19/8) balik. Ada acara konsultasi ke Kemendagri terkait Pilkades,” kata Atok, saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Minggu (23/8).
Padahal berdasarkan catatannya, almarhum mengalami gejala batuk, pilek dan demam sejak 10 Agustus lalu atau sebelum Cak Nur ke Jakarta.
“Gejala mulai batuk, pilek, panas, sejak 10 Agustus. Jadi bukan karena dari Jakarta,” katanya.
Pada 19 Agustus, sesampainya Cak Nur di Sidoarjo, Atok mengatakan pihaknya pun langsung memeriksa kondisi Cak Nur, melalui foto toraks dan rapid test serologis.
“Sampai di rumah dinas, Rabu (19/8) pukul 13.00 WIB kemudian pukul 14.00 periksa ke RSUD Sidoarjo untuk foto toraks dan periksa lab darah. Hasilnya ada pneumonia, rapid serologis negatif,”
Mendapati hasil itu, Atok meminta Cak Nur untuk menjalani perawatan intensif di rumah sakitnya. Namun, ternyata yang bersangkutan menolak dan lebih memilih dirawat di rumah.
“Kami sarankan masuk rumah sakit dan swab PCR namun beliau tidak berkenan,” ujarnya.
Kondisi Cak Nur, ternyata makin memburuk, pada Sabtu (22/8) ia pun dirujuk ke rumah sakit. Dan hasil pemeriksaan tes cepat molekuler (TCM) Cak Nur dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Cak Nur meninggal dunia kemari. Ia dimakamkan di kampung halamannya di Desa Janti, Sidoarjo, Jawa Timur, dengan menerapkan protokol kesehatan pemakaman jenazah covid-19.