BLANGPIDIE – Syarifah Asridha (42) seorang guru di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Provinsi Aceh rela berbakti selama enam belas tahun kepada negara. Meski gajinya rendah dan pas-pasan namun hingga kini dia tetap setia untuk menjadi pegawai Wiyata Bakti.
Tanpa terasa Syarifah Asridha sosok guru bakti yang mengajar di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kabupaten Aceh Barat Daya ini melewati hari-harinya sebagai sebagai guru bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Meski pendapatannya sebagai guru hanya 1,4 juta rupiah perbulannya, namun hingga kini dirinya masih setia menjadi guru bakti dan juga wali kelas di sekolah penyandang disabilitas itu.
“Alhamdulillah meski kami dibayar hanya 15 ribu rupiah per jam, namun kami tetap melakoni dedikasi dan kecintaan kepada murid-murid kami yang berkebutuhan khusus,” ucap Syarifah Asridha, Selasa (16/03/2021).
Menjadi guru honorer atau bakti sejak tahun 2005 hingga sekarang. Ibu guru Syarifah Asridha bersama suami serta dua anaknya juga terpaksa tinggal di rumah dinas milik Sekolah SLBN yang terletak di Gampong (Desa) Pawoh Kecamatan Susoh kerena belum mampu membuat rumah sendiri untuk ditempati karena penghasilan yang kecil.
Syahrol, adalah suami dari ibu guru Syarifah Arisdha. Sehari-hari ia hanya bekerja sebagai buruh bangunan.
“Suami saya bekerja sebagai buruh bangunan, kadang bekerja kadang tidak. Maklum, jika ada yang ngajak atau menyuruh baru ia dapat kerja,” kata Asridha dengan nada sedih.
Syarifah Asridha berharap Presiden Joko Widodo dapat memperhatikan nasibnya serta para guru bakti dan honorer lainya yang selama ini sudah mengabdi kepada negara hingga belasan tahun bahkan lebih.
“Bapak Presiden, bantulah kami agar diangkat jadi PNS tanpa tes. Kami sangat berharap Presiden Indonesia dapat membaca pesan kami ini,” imbuhnya.
Reporter: Rusman