Jakarta – Megawati Soekarnoputri mengenang momen ayahnya, Sukarno takut menunggangi kuda menjelang upacara peringatan Hari Angkatan Perang Peratama di Yogyakarta pada 5 Oktober 1946. Cerita itu ia dapat dari Ibunya, Fatmawati.
Mega bercerita, Sukarno saat itu tidak bisa sama sekali menunggang kuda. Sukarno meminta diberikan kuda yang jinak. Ia berlatih menunggang kuda beberapa hari sebelum upacara berlangsung.
“Jadi tidak ada saya bayangkan mendengar cerita ibu saya itu bagaimana seorang panglima tertinggi, kudanya itu jinak,” kenang Mega dalam peresmian patung Bung Karno disiarkan kanal YouTube PDI Perjuangan, Minggu (6/6).
Setelah memimpin upacara, kata dia, Sukarno langsung memeriksa kesiapan angkatan perang yang kini bernama Tentara Nasional Indonesia (TNI). Menurutnya, momen itu merupakan sejarah Indonesia yang tidak boleh dilupakan.
“Kita tidak akan pernah lupa dan saya selalu diingatkan oleh ayah saya betapa pentingnya bagi generasi dari militer itu mengingat strategi perang gerilya,” ujarnya.
“Dalam UUD 1945 maka salah satu isinya bahwa kita akan selalu bagi sisi keamanan dan ketahanan bukan untuk melakukan sebuah penjajahan tapi kita justru sebagai negara Indonesia selalu menjaga perdamaian dunia,” imbuhnya.
Terkait itu, Mega mengapresiasi Kementerian Pertahanan membangun patung Bung Karno berkuda di Gedung Kemenhan, Jakarta, Minggu (6/6).
Ia mengatakan peresmian tersebut menjadikan seluruh api sejarah perjuangan bangsa bergelora kembali. Selain itu juga menjadi api semangat yang tak kunjung padam dalam perjuangan Indonesia berdaulat.
“Mengingatkan bagaimana Bung Karno membangun kekuatan Tentara Nasional Indonesia sebagai sebuah kekuatan pertahanan yang sangat disegani karena kesatupaduan dengan rakyat,” ucap dia.
“Atas nama pribadi dan keluarga besar Bung Karno saya mengucapkan terima kasih dan penghormatan secara khusus kepada bapak Prabowo, Menhan dan sekaligus sahabat saya atas peresmian patung Bung Karno ini,” imbuhnya.