Jakarta – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) melalui anggotanya yang bisa berbahasa isyarat telah menjalin komunikasi dengan warga Papua yang diinjak kepalanya di Merauke beberapa waktu lalu.
Korban bernama Steven Yadohamag tersebut dijamu makan malam di sebuah warung dan kemudian berbincang dengan Peltu Deni Zulkarnaen yang disebut sebagai kawan lamanya.
“Peltu Deni dengan saudara Steven memang sudah berteman baik sejak lama,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), Marsma Indan Gilang Buldansyah saat dikonfirmasi, Jumat (30/7).
Indan menerangkan bahwa pertemuan itu dilakukan pada Selasa (27/7) malam di sebuah warung lalapan yang berada di Jalan Mandala Spadem, Merauke, Papua.
Menurutnya, setelah kejadian penginjakan kepala itu satuan kewilayahan setempat langsung menjalin komunikasi dengan korban.
“Bentuk niat, dari satuan setempat untuk bersilaturahmi,” ucapnya.
Dalam video pertemuan itu, terlihat prajurit TNI yang bertugas di Lanud Johanes Abraham Dimara (Dma) itu berbicara santai dengan Steven yang berada di depannya menggunakan bahasa isyarat.
Peltu Denny pun terlihat mengenakan pakaian santai baju klub sepakbola. Di depan keduanya, terlihat mangkuk bekas makanan dan sisa minuman teh yang masih ada di atas meja. Mereka tengah berbincang dengan bahasa isyarat sembari merokok santai.
“Peltu Deni menanyakan kabar, silaturahmi serta memberikan semangat serta edukasi agar saudara Steven tetap menjadi berguna kepada keluarga dan masyarakat,” jelas Indan.
Sebelumnya, dua prajurit TNI AU yakni Sersan A dan Prada V dikecam karena menginjak kepala Steven. Videonya beredar dan menjadi viral di media sosial.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto langsung merespon insiden itu. Ia telah memerintahkan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo untuk mencopot dua pimpinan dari Sersan Dua (Serda) berinisial A, dan Prajurit Dua (Prada) V.
“Saya sudah memerintahkan KSAU untuk mencopot Komandan Lanud dan Komandan Satuan Polisi Militernya-nya,” ujar Panglima, Rabu (28/7).
Menurut Hadi, Danlanud dan Dansatpom dinilai tidak bisa mengatur dua anggotanya dalam insiden penginjakan kepala seorang warga tersebut. Ia heran, Sersan A dan Prada V tak punya kepekaan, bahkan terhadap seorang yang tunawicara.