Jakarta – Pertamina EP (PEP) Pangkalan Susu mendapat laporan dari nelayan ada tumpahan minyak di perairan Selat Malaka lepas pantai Kec. Kuala Idi, Kabupaten Aceh Timur, Aceh. PEP Pangkalan Susu pun menindaklanjuti laporan tersebut.
“Sejak mendapati laporan tersebut, tim Penanganan Keadaan Darurat (PKD) Pertamina EP Field Pangkalan Susu langsung melakukan pengecekan ke lokasi. Dan secara paralel berkoordinasi dengan instansi terkait untuk langkah penanganan adanya lapisan tipis minyak tersebut,” ujar Senior Manager Relations Pertamina Subholding Upstream Regional Sumatera, Yudy Nugraha, dalam keterangannya, Rabu (1/9/2021).
Yudy menambahkan bahwa sejak mendapat laporan pada 8 Agustus, tim PKD telah melakukan penanganan antara lain mengecek lokasi, memetakan sebaran lapisan tipis minyak, dan mencari sumber munculnya gelembung gas.
“PEP Pangkalan Susu telah melakukan investigasi dan ditemukan adanya indikasi gelembung gas yang berasal dari sumur H-4 Langsa Offshore yang berlokasi sekitar 30 mil laut dari pantai Kecamatan Kuala Idi, yang dulu dikelola oleh TAC (Technical Assistance Contract) Blue Sky dan telah ditutup sejak November 2017,” tambah Yudy.
PEP Pangkalan Susu sampai saat ini telah mengerahkan 13 kapal untuk melakukan pembersihan lapisan tipis minyak (oil sheen) dengan menggunakan oil boom (alat untuk melokalisir sebaran film minyak di air) dan oil skimmer (alat untuk memisahkan minyak di air). Selain itu juga telah digunakan ROV (Remotely Operated Vehicle) untuk melihat penyebab munculnya gelembung gas di bawah laut.
Selanjutnya, tambah Yudy, telah dilakukan langkah-langkah untuk menghentikan gelembung gas dan membersihkan lapisan tipis minyak di sekitar area sumur H-4 Langsa Offshore tersebut.
“Saat ini, penanganan sedang berjalan dan dilakukan dengan cepat dan intensif serta tetap mengutamakan keselamatan kerja,” ujar Yudy.
Meskipun sudah ditangani, lanjut Yudy, pihaknya terus memantau melalui udara dan satelit mengikuti Model Tumpahan Minyak, serta melakukan pengecekan langsung di pesisir pantai.
“Hingga hari ini lapisan tipis minyak tidak mengarah ke daratan dan sudah berhasil dilokalisir,” tambah Yudy.
Selain itu, PEP Pangkalan Susu juga telah melakukan komunikasi dan koordinasi intensif dengan Ditjen Migas, SKK Migas, BPMA, Lanal Lhokseumawe, KKP Kab. Aceh Timur, Kab. Aceh Utara dan Kota Langsa, DLHK Kab. Aceh Timur, Kab. Aceh Utara dan Kota Langsa, KSOP Kota Langsa dan Lhokseumawe, Disnav Belawan dan Sabang serta pemangku kepentingan lainnya. Termasuk berkolaborasi dengan pihak eksternal yang memiliki kapabilitas menangani hal ini.
Sebelumnya diberitakan, Anggota DPR Aceh (DPRA) Asrizal Asnawi mengaku mendapat laporan adanya tumpahan minyak di perairan Langsa, Aceh. Tumpahan itu diduga sudah terjadi hampir sejak sebulan lalu.
“SKK Migas, Menteri ESDM, dan PT Pertamina segera melokalisasi dampak sebelum bertambah besar yang dapat mengganggu aktivitas para nelayan karena biota laut, ikan dan terumbu karang, tercemar,” kata Asrizal dalam keterangan kepada detikcom, Rabu (1/9).
Asrizal mengaku mendapat informasi tumpahan minyak itu dari pegiat lingkungan hidup serta nelayan di Langsa. Dia menyebut gelembung minyak di sana mulai terlihat sejak 6 Agustus lalu.
Dia menduga gelembung minyak mentah muncul dari salah satu sumur minyak yang ada di kawasan tersebut. Menurutnya, tumpahan minyak itu mulai mengganggu nelayan saat menangkap ikan.
Dia meminta Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dan pemerintah Aceh mengawasi penanganan tumpahan minyak tersebut.