Jakarta – China membantah klaim sejumlah pejabat Amerika Serikat yang mengatakan Rusia meminta bantuan militer kepada Beijing kala menginvasi Ukraina. China juga menuduh Washington menyebarkan informasi salah yang jahat dan mampu memperparah konflik.
“AS terus menyebarkan disinformasi jahat terhadap China dan isu Ukraina,” kata Kedutaan Besar China di London kepada Reuters dalam sebuah pernyataan.
“China terus memainkan peran konstruktif untuk mempromosikan dialog damai. Prioritas utama sekarang adalah meredakan situasi, dibandingkan menambah bahan bakar ke api, dan bekerja untuk solusi diplomatik daripada mengeskalasi situasi lebih jauh,” lanjut pernyataan ini.
Sebelumnya, sejumlah pejabat AS menyebut Rusia sempat meminta bantuan militer dan finansial ke China.
Dalam pertemuan antara AS dan China di Roma, pihak Washington disebut sempat memperingatkan Beijing atas kemungkinan konsekuensi yang harus ditanggung China bila memutuskan mendukung Rusia, dikutip dari CNN.
Dua sumber anonim CNN menyatakan, Rusia meminta paket makanan militer yang tak mudah rusak dan dikenal sebagai “makanan, siap saji” atau MRE bagi AS. Permintaan ini membuka kemungkinan terkait tantangan logistik yang dihadapi militer Rusia, pun menguak pertanyaan terkait kesiapan fundamental kubu tersebut.
Meski demikian, tuduhan permintaan bantuan ini dibantah oleh Rusia.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyampaikan negaranya memiliki sumber daya militer yang cukup untuk mencapai tujuan mereka di Ukraina tepat waktu dan menyeluruh, Senin (14/3).