BANDA ACEH – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan saat ini wilayah Aceh mulai memasuki puncak musim kemarau, sehingga masyarakat diimbau untuk waspada terhadap kekeringan dan potensi kebakaran.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Anang Heriyanto meminta masyarakat mewaspadai potensi kebakaran, baik di permukiman maupun hutan dan lahan.
“Pada Juli ini, umumnya untuk wilayah Aceh sudah memasuki puncak musim kemarau, dalam artian curah hujan di Aceh sangat rendah,” katanya, Kamis (11/7/2024).
Pantauan BMKG terhadap curah hujan pada dasarian pertama berada pada kategori rendah, antara 21-55 mm. Kondisi yang sama juga diprediksikan selama 10 hari ke depan.
“Karena Juli ini pada umumnya di Aceh puncak musim kemarau,” ujarnya.
Meski mulai memasuki puncak musim kemarau, lanjut Nanang, tetap ada daerah dengan potensi hujan intensitas ringan di Aceh seperti Kabupaten Aceh Tenggara dan Aceh Tamiang dengan curah hujan 50-100 mm per dasarian.
“Secara umum, 80 persen wilayah Aceh sudah memasuki musim kemarau, oleh karenanya semua daerah perlu mewaspadai potensi kekeringan ini,” ujarnya.
BMKG mengimbau agar masyarakat tidak membakar sampah sembarangan, serta tidak membuka lahan dengan cara membakar karena akan berpotensi terjadi kebakaran.
“Kalau kita melihat historis titik panas pada tahun lalu, umumnya juga terdeteksi pada Juni dan Juli, paling tinggi di wilayah Aceh,” ujarnya.