LHOKSEUMAWE – Teungku Muhammad Nur, juru bicara Badan Pemenangan pasangan calon Mualem – Dek Fad, menggarisbawahi visi dan misi Muzakir Manaf – Fadhullah sebagai sebuah kontrak politik yang jelas dengan masyarakat Aceh.
Ia menekankan bahwa komitmen terhadap penerapan syariat Islam merupakan salah satu harapan utama masyarakat di Aceh, yang harus menjadi landasan dalam kepemimpinan daerah.
Menurut Tgk M Nur. M.Si, menekankan bahwa visi dan misi pasangan calon Mualem-Dek Fad telah disusun sedemikian rupa sehingga menciptakan suatu kontrak politik yang jelas antara pemimpin dan masyarakat.
Kontrak ini tidak hanya bersifat simbolis, tetapi bakal diinternalisasi dan direalisasikan dalam setiap kebijakan dan program yang dilaksanakan.
Tgk H M. Nur M.si, Pempinan Pesantren Tabina Aceh, percaya bahwa masyarakat Aceh sangat mengharapkan penerapan syariat Islam yang komprehensif atau kaffah.
Visi-misi yang diusung Muzakir Manaf mencerminkan komitmen yang kuat untuk menjadikan syariat sebagai panduan dalam tata kelola pemerintahan
Tgk Muhammad Nur menyatakan bahwa visi – misi Mualem – Dek Fat, sangat baik karena responsif terhadap aspirasi dan kebutuhan masyarakat, terutama dalam konteks yang religius. Ini berarti bahwa para pemimpin harus mengajukan solusi konkret untuk masalah-masalah yang dihadapi masyarakat Aceh dalam kerangka penegakan syariat Islam.
Jubir Pemenangan Muzakir Manaf – Fadhullah mengajak semua elemen masyarakat untuk mendukung visi dan misi pasangan Mualem – Dek Fad, untuk bersama-sama menciptakan pemerintahan yang inklusif dan melayani kepentingan rakyat Aceh.
Dukungan ini penting agar program-program dapat terimplementasi dengan baik dan memberikan dampak positif.
Selanjutnya, Tgk Muhammad Nur menegaskan bahwa dengan melaksanakan visi dan misi yang jelas, maka kepemimpinan yang dihasilkan juga akan lebih transparan dan akuntabel.
Integritas dalam memimpin merupakan syarat mutlak agar kepercayaan publik terhadap pemerintahan dapat terjaga.
Tgk Muhammad Nur menutup pernyataannya dengan bagaimana visi dan misi yang kuat tidak hanya berdampak pada kebijakan yang diambil, tetapi juga menjadi cerminan bagi masa depan Aceh dalam konteks religius, sosial, dan ekonomi. []