Jakarta – Sejumlah partai politik di Spanyol termasuk koalisi pemerintah Perdana Menteri Pedro Sanchez mendesak sang PM menjatuhkan sanksi dan tindakan tegas terhadap Israel imbas penjajahan di Palestina.
Para partai ini terdiri dari mitra koalisi Sumar dan empat partai lain pemerintah antara lain Podemos, Esquerra Republicana de Catalunya (ERC), EH Bildu dari Basque, dan Blok Nasionalis Galicia (BNG).
Para partai ini menyampaikan seruan mereka melalui pernyataan tertulis yang diajukan ke arsip parlemen Spanyol pada Kamis (19/12). Surat tersebut menuntut penerapan “embargo militer penuh, serta sanksi politik dan ekonomi” terhadap Israel.
Dalam surat itu, mereka juga mendesak Sanchez untuk meminimalkan hubungan diplomatik dengan Israel dan menangguhkan perjanjian perdagangan hingga pendudukan ilegal Palestina berakhir.
Selain itu, surat tersebut meminta Teresa Ribera Rodriguez, Wakil Presiden Komisi Eropa sekaligus Komisioner untuk Kompetisi, agar mendorong pembatalan perjanjian Uni Eropa dengan Israel, yang saat ini memberikan perlakuan perdagangan istimewa bagi negara Zionis tersebut.
Belakangan, kecaman dan upaya isolasi internasional terhadap Israel terus meluas menyusul agresi yang makin brutal terhadap Jalur Gaza Palestina kurang lebih sejak setahun terakhir. Sejumlah negara Eropa termasuk Spanyol dan Irlandia juga resmi mengakui kedaulatan negara Palestina tahun ini.
Baru-baru ini, Israel juga dibuat geram karena Norwegia menolak bermain melawan timnas sepakbola-nya dalam kualifikasi Piala Dunia 2026.
Norwegia langsung mengeluarkan pernyataan tegas setelah mereka berada dalam grup yang sama dengan Israel pada Kualifikasi Piala Dunia 2026. Mereka menolak lawan Israel dan meminta Israel dijatuhi sanksi.
Presiden Asosiasi Sepak Bola Norwegia Liz Klaveness menyatakan bahwa mereka bakal berusaha keras untuk menekan pihak-pihak berwenang menjatuhkan sanksi pada Israel.
“Asosiasi Sepak Bola mendukung sikap Pemerintah Norwegia dan menuntut penghentian segera serangan Israel terhadap warga sipil yang tak berdosa di Gaza.”