SIGLI – Harga cabai merah di kawasan Provinsi Aceh sejak sebulan terakhir terus meningkat. Setelah terjadi kenaikan saat menjelang nataru, hingga kini belum juga turun.
Bahkan bukan saja belum turun, tapi malah lebih parah dalam sepekan terakhir. Tidak diketahui secara jelas mengapa bahan bumbu pemedas masakan itu semakin tidak terkendali sehingga memberatkan para ibu rumah tangga dan pemilik warung nasi atau penjual makanan jajanan berbahan bumbu capai merah.
Dari pengamatan Media Indonesia, sejak tiga hari terakhir di Pasar Sayur Pante Teungoh, Kota Sigli, Ibukota Kabupaten Pidie, misalnya harga cabai merah kwalitas paling bagus (super) dari sebelumnya Rp45.000/kg (kilogram), sekarang naik menjadi Rp50.5000/kg.
Itu merupakan kenaikan kedua kali sejak menjelang nataru yang sebelumnya Rp35.000/kg, naik menjadi Rp40.000/kg. Bahkan harga itu sudah hampir satu bulan tidak pernah turun.
Lalu harga cabai merah kualitas sedang (standar) dari pekan lalu Rp40.000/kg, kini naik menjadi Rp48.000/kg. Itu juga sudah dua kali naik sejak sepekan terakhir.
Yaitu sekitar sebulan lalu Rp30.000, lalu menjelang nataru naik menjadi Rp35.000. Walaupun terjadi kenaikan harga sudah dua kali sejak akhir tahun 2024 lalu, persediaan cabai di pasaran masih stabil atau tidak krisis barang.
“Harga terus naik sudah dua kali sejak sebulan terakhir, tapi persediaan barang di tingkat pengecer masih ada” tutur Fadli, pedagang cabai eceran di pusat pasar Pante Teungoh, Kota Sigli.
Penelusuran Media Indonesia, mahalnya harga cabai merah itu bukan hanya di Kabupaten Pidie, tapi juga terjadi kenaikan di tempat lain. Misalnya juga di Pasar Meureudu Kabupaten Pidie Jaya, Bireuen Kabupaten Bireuen, Kota Lhok Seumawe, Aceh Utara, Aceh Timur, Kota Langsa dan Kabupaten Aceh Tamiang.
Kondisi serupa juga melanda pasar cabai Lambaro Kabupaten Aceh Besar, Kota Banda Aceh Ibukota Provinsi Aceh, Kota Calang, dan Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.