IDI — Kisah pilu dirasakan keluarga Hasbalah dan Juraida keluarga kecil asal gampong Tualang Pateng, kecamatan Peureulak Timur, Kabupaten Aceh Timur yang mana sibuah hati tercintanya mengalami penyakit gangguan saraf.
“Na geu anjurkan le dokter di puskesmas untuk ba urumoh saket, ken kamoe tulak, akan tetapi kamoe hana biaya (Ada anjuran dokter puskesmas untuk di bawa kerumah sakit, bukannya kami menolak, akan tetapi kami tidak memiliki biaya),” ujar Juraida dengan bahasa daerah Aceh, Rabu (28/08/2019).

Keterbatasan ekonomi membuat keluarga kecil itu harus mengusap air mata ketika sibuah hati mendesis kesakitan kejang-kejang, segala upaya telah dilakukan oleh Hasballah dan Juraida untuk mengobati buah hati tercintanya.
“Aneuk kamoe wate saket kejang-kejang, harus taba ngen moto urumoh saket, tapi kamoe hana biaya untuk sewa moto (Anak kami sewaktu sakit kejang-kejang harus di larikan kerumah sakit dengan mobil, tetapi tidak memiliki biaya untuk menyewa mobil),” ujarnya.
Hasballah yang bekerja sebagai buruh perkebunan kelapa sawit dan Juraida berprofesi sebagai Ibu rumah tangga, kewalahan dalam membawa anaknya berobat, keterbatasan dan himpitan perekonomian menghentikan langkahnya melihat sebuah hati ceria dan gembira.
“Saya sangat berharap anak saya sembuh dan ada pihak-pihak atau orang dermawan yang membantu kami,” katanya.
“Ketika dr. Eka kepala puskesmas Peureulak Timur datang untuk mengunjungi kerumah ia mengatakan bahwa Muhammad Fatan (4) harus di terapi dan di rujuk kerumah sakit Umum,” ujar Juraida ibunda Muhammad Fatan mengulang apa yang di katakan dokter.
Segelintir harapan di hanturkan keluarga Juraida dan Hasbalah, ia menaruh harapan kepada pemerintah untuk membantu dirinya dalam mengobati sibuah hati bungsunya.
Jarak tempuh dari kediamannya ke rumah sakit Dr. Alaidin Syah Peureulak dan Puskesmas Peureulak Timur sekurang-kurangnya ia harus menempuh jarak 15 KM, dan ke Rumah Sakit Zanal Abidin Idi ia harus menempuh jarak sekira 30 KM.[]
Laporan: Irwansyah