Atjeh Watch
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
Atjeh Watch
No Result
View All Result
Home Feature

Jeritan Hati Eks Pasukan Gajah Keng

redaksi by redaksi
08/09/2019
in Feature, Sosok
0
Jeritan Hati Eks Pasukan Gajah Keng

Burhanuddin, mantan kombatan GAM, yang memilih profesi nelayan usai damai. Ia berharap bantuan boat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Foto Murdani/atjehwatch.com

PRIA itu berkulit sawo matang. Raut wajahnya terlihat keras. Tampangnya sangar. Urat tangan dengan jelas terlihat dari kejauhan.

Ia adalah Burhanuddin, mantan kombatan GAM Aceh Rayeuk, yang kini berprofesi sebagai nelayan di Lhok Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar.

“Lon mantan pasukan Gajah Keng,” ujar Burhanuddin. Gajah Keng adalah kesatuan elit GAM di Aceh Besar saat Aceh masih berkonflik.

Sama halnya seperti kombatan GAM lainnya, Burhan juga memiliki banyak cerita tentang kontak tembak antara pihaknya dengan TNI.

“Antara hidup dan mati. Tapi mungkin tuhan menyelamatkan saya sehingga masih bisa beraktivitas seperti sekarang,” ujarnya kepada atjehwatch.com, Minggu siang, 8 September 2019, di Warkop Dekmi, Darussalam.

“Itu kisah dulu. Saat ini saya hanyalah nelayan biasa di Krueng Raya,” katanya. Saat itu ia ditemani oleh Panglima Laot Lhok Krueng Raya, Imran, dan Pawang Amri.

Burhan lebih memilih menjadi nelayan usai Aceh berdamai. Namun tantangan yang dihadapi oleh Burhan jauh lebih besar.

“Dulu saya memiliki boat (perahu-red). Namun kemudian rusak dan saat banjir bandang melanda Krueng Raya, beberapa tahun lalu, boat saya dibawa ke laut oleh arus. Ini bencana alam dan saya tak bisa menyalahkan siapa-siapa,” katanya.

Usai bencana tadi, Burhan terpaksa menumpang boat milik orang lain demi mencari sesuai nasi untuk keluarga.

“Saya memiliki 3 orang anak. Kalau saya berdiam diri, anak istri tak makan. Saya juga tak mau meminta minta sama orang hanya karena pernah mengangkat senjata. Saya malu,” ujarnya.

“Jadi kalau misalnya saya naik boat ini pada hari ini, besoknya setelah pulang dan membawa hasil ke rumah, saya minta naik boat orang lain lagi,” katanya lagi.

Burhan bercerita, kondisi paling sulit dalam hidupnya, terjadi beberapa waktu lalu. Saat itu, ia divonis sakit paru paru oleh dokter dan diharuskan berdiam diri di rumah. Secara otomatis, ia tidak bisa melaut dan kebutuhan rumah pun kosong. Anak dan istrinya hampir tak makan. Ia hanya bisa berharap dari santunan keluarga dan tetangga.

“Alhamdulillah kemudian sedikit sembuh. Pawang Amri mengamanahkan boatnya untuk saya bawa melaut. Hasilnya kami bagi dua,” jelas Burhan.

Namun, katanya lagi, cobaan terhadapnya kembali menerpa. Boat Pawang Amri patah karena dihempas ombak di tengah laut. Beruntung dirinya dapat diselamatkan oleh nelayan lainnya yang sedang memancing tak jauh dari boatnya berada saat itu.

“Boat itu tenggelam. Saya di bawa ke daratan oleh nelayan lain. Itu sekitar dua bulan lalu. Sejak saat itu, saya kembali harus menumpang sama nelayan lain jika ingin melaut. Tak melaut, anak istri kelaparan,” ujar Burhan.

Sementara itu, Panglima Laot Lhok Krueng Raya, Imran, berharap ada orang yang bisa membantu nelayan seperti Burhan dan para nelayan lain di Krueng Raya.

“Burhan sangat berharap adanya boat. Karena dengan boat itu, maka asap dapur keluarga nelayan seperti Burhan, tetap hidup. Selama ini, saya sudah mencoba meminta bantu dan membuat proposal ke DKP kabupaten dan DKP provinsi, tapi ada saja persoalan. Sedangkan bantuan tak kunjung datang,” ujarnya.

“Kalau ada yang mau membantu, saya sangat bersyukur. Saya menggantung asa ini kepada seluruh rekan rekan seperjuangan yang kini berada di pemerintahan. Bantu kami dengan bantuan boat. Boat berbadan kecil saja untuk saya melaut. Saya ada di Krueng Raya, Aceh Besar. Kalau diminta untuk datang ke gedung pemerintah, saya malu karena saya tak suka menadahkan tangan,” kata Burhan lagi.[]

Tags: burhanuddinkombatan gamkrueng rayanelayan
Previous Post

Bachtiar Hasan Ketua Umum PASI Aceh

Next Post

Anda Perlu Tahu, 8 Manfaat Buah Jamblang untuk Pengobatan

Next Post
Anda Perlu Tahu, 8 Manfaat Buah Jamblang untuk Pengobatan

Anda Perlu Tahu, 8 Manfaat Buah Jamblang untuk Pengobatan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Senator Azhari Cage Kutuk dan Kecam Perdagangan Orang Aceh ke Malaysia

Azhari Cage Minta Hasil Kesepakatan 4 Pulau Disahkan dalam Putusan Resmi

18/06/2025
Bupati H Mirwan MS : Ulama adalah Pelita Ummat

Bupati H Mirwan MS : Ulama adalah Pelita Ummat

18/06/2025
Sah, Presiden Putuskan Status Empat Pulau, ini Tanggapan Wali Nanggroe dan JK

Sah, Presiden Putuskan Status Empat Pulau, ini Tanggapan Wali Nanggroe dan JK

18/06/2025

Iran Ungkap Rahasia Cepat Punya Pengganti Jenderal yang Dibunuh Israel

18/06/2025
Israel Ultimatum Iran Bakal Serang Situs Nuklir Lagi Dalam Waktu Dekat

Israel Ultimatum Iran Bakal Serang Situs Nuklir Lagi Dalam Waktu Dekat

18/06/2025

Terpopuler

Andi Firdaus Ditunjuk Jadi Jubir Bupati Pidie

Andi Firdaus Ditunjuk Jadi Jubir Bupati Pidie

16/06/2025

Polres Aceh Tenggara Terima BKO Personil Unit K9 Beserta Dua Anjing Pelacak

Mualem Kembalikan Panglima Do Sebagai Ketua DPW PA Abdya, Tarzani Sekretaris

Sah, Prabowo Tetapkan 4 Pulau Sengketa Masuk Wilayah Aceh

Nazar Apache Meriahkan Puncak HUT ke 18 Tahun Pidie Jaya

  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2022 atjehwatch.com

No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video

© 2022 atjehwatch.com