JAKARTA – Pemahaman investasi di bidang pertambangan di Aceh masih cenderung dianggap negatif. Hal ini pula yang disinyalir menjadi penyebab lambannya keluar izin tambang serta sulitnya investor tambang masuk ke Aceh.
Hal ini disampaikan tokoh muda Aceh asal Aceh Timur, Ferry Munandar, kepada atjehwatch.com, Selasa 10 September 2019.
“Dunia pertambangan adalah dunia yang rumit dikeranakan kegiatan ini memerlukan investasi yang besar. Teknologi yang mumpuni dan sumberdaya manusia yang siap,” ujar Ferry.
“Hari ini ada banyak perusahaan nasional, bahkan dari negara asing ingin melakukan kegiatan eskplorasi di Aceh, baik mineral logam dan non logam, tapi mereka sangat terkendala dengan permasalahan izin dan dampak lingkungan yang terjadi dari kegiatan pertambangan tersebut,” ujar mantan aktivis KMPAN ini lagi.
Seharusnya, kata Fery, semua pihak dapat melihat persoalan tadi dari sisi lain dari kegiatan tambang.
“Misalnya terserapnya tenaga kerja, geliat perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Menurut Ferry, saat ini banyak pihak yang sudah mengajukan izin untuk melakukan kegiatan eksplorasi di Aceh.
“Tapi pemerintah kurang menanggapi ini karena pemahaman kita tentang ekplorasi ini adalah aktifitas pertambangan. Ekplorasi bukan proses bongkar, muat dan angkut melainkan mereka ingin melakukan riset dari data yang ada dan mencocokkan dengan data objektif di lapangan,” katanya.
“Justru kita, Pemerintah Aceh mendapat keuntungan dari aktifitas ini karena mereka akan menyediakan data yang benar apa yang terkandung di dalam perut bumi Serambi Mekkah.”