BERKUNJUNG ke Sabang, kota paling ujung Pulau Sumatera, rasanya tak lengkap jika belum mencicipi kuliner yang satu ini.
Kuliner ini menjadi jajanan favorit di Sabang. Rasanya yang khas dan menggoda lidah, membuat tempat ini tak pernah sepi dari para pengunjung.
Nama warung itu Sedap. Berada di pusat Kota Sabang atau sekitar 50 meter dari Polres Sabang. Biasanya mereka buka usai magrib tiba. Telat sedikit, maka Anda harus rela mengatri di luar hingga para pelanggan lainnya selesai makan.
Seperti halnya yang kami alami pada Sabtu malam 14 September 2019. Saat kami tiba pukul 20.15 WIB, warung Sedap sedang dipadati para pelanggan. Kami terpaksa antri hingga 20 menit lamanya untuk mendapatkan tempat duduk.
Kemudian, saat sudah mendapat tempat, bukan berarti kami bisa langsung menikmati kuliner di sana. Para pelanggan kembali diharuskan bersabar hingga menu pesanan selesai diracik.
“Mie baru dibuat ketika pelanggan memesan. Ini yang membedakan Warung Sedap dengan warung kuliner lainnya di Sabang. Butuh waktu sekitar 30 menit hingga pesanan selesai dan diantar ke meja,” ujar Azhari, warga Sabang.
Kami memesan tiga piring Mie Kari. Di dapur, para koki langsung bekerja cekatan untuk meramu pesanan pelanggan, termasuk milik kami.
“Ini untuk menjaga kualitas warung Sedap. Kualitas penting untuk menjaga reputasi warung sedap itu sendiri. Inilah rahasia mengapa kami bisa bertahan dan para pelanggan rela antri lama untuk makan disini,” ujar salah seorang pelayan di sana.
Harga Mie sekitar Rp13.000 ribu per porsi. Pesanan baru tiba sekitar 23 menit kemudian. Bau harum serta testur mie yang lembut seakan mengobati kelelahan kami mengantri. Ada juga daging cicang dibumbui dalam mie sehingga menambah kelezatan kuliner itu.
Hanya hitungan menit, pesanan kami langsung ludes termakan. Rasanya benar-benar makyus serta sesuai dengan harapan.
“Enak. Testurnya lembut dan cocok di lidah. Sesuailah dengan pengorbanan untuk antri dan menunggu lama,” kata Hamdina, salah seorang pelanggan yang ditemui oleh atjehwatch.com di sana.