TAPAKTUAN – Janji Pemerintah Aceh untuk mengatasi banjir langganan yang sering menimpa kawasan Trumon Raya, kabupaten Aceh Selatan, dipertanyakan. Pasalnya, upaya implementasi komitmen tersebut hingga kini dinilai jauh dari harapan.
Trumon Raya meliputi Trumon Timur, Trumon Tengah, Kota Bahagia dan Trumon.
Hal ini disampaikan anggota DPRK Aceh Selatan, Adi Samridha, kepada atjehwatch.com, melalui handphone seluler, Sabtu malam 14 September 2019.
“Pemerintah Aceh, beberapa waktu lalu, telah menetapkan kawasan Trumon Raya, sebagai kawasan rawan banjir. Itu ada beritanya di media massa. Namun untuk implemetasi kebijakan di lapangan, masih jauh dari harapan,” kata Adi Samridha, politisi Partai Aceh ini.
“Yang dikhawatirkan, saat memasuki musim hujan, banjir langganan akan kembali menimpa kawasan Trumon Raya. Sementara komitmen Pemerintah Aceh masih sebatas wacana belaka. Ini kita sayangkan,” ujarnya.
Akibat banjir yang kerap menimpa kawasan Trumon, kata Adi, sejumlah kebun di sana, selalu gagal panen. Keadaan ini berimbas dengan menurunnya penghasilan masyarakat yang selama ini bergantung pada hasil kebun.
“Mayoritas masyarakat di Trumon Raya, Aceh Selatan, menggantungkan kehidupannya di sector pertanian. Dan, hasil kebunnya selalu menuai kekecewaan karena sering dilanda banjir. Harusnya, pemerintah bertindak cepat untuk mengatasi banjir. Salah satunya dengan normalisasi sungai,” kata mantan aktivis ini.
Sayangnya, kata dia, komitmen pemerintah Aceh masih jauh dari harapan. Sedangkan masyarakat menaruh harapan yang besar pada janji tersebut.
“Ada sejumlah sungai yang perlu dinormalisasi. Demikian juga perlu pembuatan kanal kurang lebih 18 kilometer dari Titi Poben hingga ke kecamatan Trumon,” kata Adi.
Masyarakat, kata Adi, berharap janji Pemerintah Aceh untuk mengatasi banjir segera direalisasikan.
“Jangan sampai, masyarakat di Trumon Raya, tak percaya lagi dengan komitmen Pemerintah Aceh,” ujar dia.[]