Jakarta – Sebanyak 17 ekor paus pilot terdampar di pantai sebuah desa terpencil di Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT). Warga yang tahu lalu berusaha menyelamatkan paus tersebut.
Dari 17 ekor paus yang terdampar, 10 ekor di antaranya berhasil diselamatkan warga dengan dilepasliarkan kembali ke lautan lepas. Namun 7 ekor lainnya tidak dapat terselamatkan.
“Kami sudah melihat langsung tujuh ekor paus yang mati tersebut, dan sepertinya ada kesalahan saat memindahkan hewan-hewan itu ke tengah laut, sehingga mati,” kata Kepala Balai Konservasi Kawasan Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, Ikram Sangadji, seperti dilansir Antara, Sabtu (12/10/2019).
Dia menduga upaya penyelamatan masyarakat tidak dilakukan dengan cara semestinya. Pada saat penyelamatan warga desa setempat kemungkinan memegang sirip, ekor, dan badan paus sehingga membuat mamalia laut itu semakin stres.
“Seharusnya untuk menyelamatkan ikan-ikan itu, cara mengangkatnya harus menggunakan terpal berisi sedikit air, dan ramai-ramai memindahkan ke tengah laut sehingga tak ada kontak fisik dengan ikan itu,” jelas Ikram.
Belasan paus tersebut terdampar pada Kamis (10/10) siang di Desa Menia, Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, NTT. Paus pilot yang terdampar itu, umumnya mengalami luka-luka serius, karena terdampar di kawasan pantai karang.
“Ada beberapa ekor dalam kondisi tubuh banyak luka robek akibat terdampar di lokasi yang penuh dengan karang,” kata Kepala Seksi Pemberdayaan Nelayan dan Infrastruktur Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sabu Raijua, Dedy Syamhadi.
Peristiwa serupa pernah terjadi saat ada 44 ekor paus biru terdampar di Pantai Liea, Kabupaten Sabu Raijua pada 1 Oktober 2012. Namun, semua paus biru itu mati karena tidak bisa tertolong oleh warga setempat.
Mantan Bupati Sabu Raijua Marthen Luther Dira Tome mengatakan hampir setiap tahun selalu saja ada satu atau dua ekor paus yang terdampar di wilayah pantai Pulau Sabu.