BANDA ACEH – Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh Usamah El-Madny beraudiensi dengan Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh Malek Mahmud Al-Haytar di Komplek Meuligoe Wali Nanggroe, Darul Imarah, Aceh Besar, 11 Oktober 2019.
Wali Nanggroe Malik Mahmud menyampaikan bahwa dayah adalah bagian dari Peradaban Aceh yang wajib dijaga keberadaannya. Dayah merupakan mainstream pendidikan Aceh.
Namun setelah penjajah Belanda datang, struktur Kesultanan Aceh hancur, kecuali Institusi Pendidikan dayah yang masih tegak berdiri dalam mengajari generasi Aceh.
“Saat penjajah datang, sistem pendidikan kita diganti dengan cara mereka. Kini saatnya kita kembali kepada sistem pendidikan yang kita anut dahulu kala, sudah saatnya pendidikan dayah bangkit,” ujar Wali penuh semangat.
Kata Wali Nanggroe, hal itu tidak menutup kemungkinan, dengan jumlah dayah yang sangat signifikan dengan 1.136 dayah dan 216 ribu santri. Dayah memiliki potensi merubah keadaan Aceh menjadi lebih baik.
Hal ini disampaikan oleh Wali Nanggroe Malik Mahmud saat Dinas Pendidikan Dayah Aceh konsultasi mengenai perayaan Hari Santri Nasional yang akan diadakan di Banda Aceh.
“Wali Nanggroe sangat mendukung, kegiatan ini sangat bagus bagi kepercayaan diri santri untuk mengaktualisasikan dirinya. Beliau mengatakan bersedia hadir pada peringatan Hari Santri Nasional pada 24 Oktober 2019 nantinya,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh Usamah El-Madny.
Usamah juga menyebutkan jika ada saran dan nasehat dari Wali Nanggroe untuk kemajuan pendidikan dayah dan perkembangan santri di Aceh agar dapat disampaikan kepada Dinas Pendidikan Dayah untuk dapat diaplikasikan.
“Pendidikan Dayah hari ini butuh perhatian kita semua, semua elemen saya kira wajib memberikan idenya untuk kebangkitan Pendidikan Dayah di Aceh,” katanya.[]