BANDA ACEH – Setelah penantian panjang, akhirnya Keluarga Aceh Besar Yogyakarta (KABY) mendapatkan bantuan asrama tempat tinggal. Asrama ini diperuntukkan kepada mahasiswa yang berasal dari Aceh Besar yang sedang menuntut ilmu di Yogyakarta.
Sebelumnya, pada akhir 2016 asrama Aceh Besar di Yogyakarta terpaksa harus dikosongkan karena telah telah selesai masa kontraknya.
Kontrak asrama yang bermula sejak 2007 itu berakhir pada tahun kesepuluh menjelang 2017. Sejak saat itu, KABY tidak lagi memiliki asrama selama beberapa tahun. Sampai akhirnya bantuan asrama pun datang pada 2019.
Bantuan asrama ini diberikan secara sukarela oleh Keluarga Masyarakat Aceh Besar Jakarta.
“Kami hanya dapat membantu penyewaan asrama mahasiswa Aceh Besar di Yogyakarta selama satu tahun yang bernilai 48 juta. Selebihnya kita akan coba pikirkan bersama-sama bagaimana kelanjutannya,” ujar Sayuthi Tungkop dalam acara peusijuek asrama KABY, Sabtu 26 Oktober 2019.
Perwakilan dari Keluarga Masyarakat Aceh Besar Jakarta yang datang adalah Sayuthi Tungkop, Raden Putra, dan Putra Yadi.
Meskipun hanya mendapat bantuan tempat tinggal selama 1 tahun, ketua KABY, Faiyadh Musaddaq sangat bersyukur.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih atas bantuan asrama ini. Ini bukan hanya tentang persoalan asrama yang mendapatkan bantuan. Lebih dari itu, ini tentang bagaimana kita menghimpun kembali kekuatan anak muda Aceh Besar yang ada di Yogyakarta.”
“Selama tidak ada asrama, kekuatan ini tercerai-berai, kita tinggal terpisah sehingga sulit untuk menggalang kekuatan. Dengan adanya asrama ini, harapannya kekuatan anak muda Aceh Besar ini dapat kembali kita persatukan, khususnya untuk memberikan kontribusi kepada Kabupaten Aceh Besar di masa yang akan datang,” kata Faiyadh
Untuk kedepannya, Faiyadh mengharapkan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dapat ikut berkontribusi dan lebih peduli kepada nasib para penuntut ilmu di luar daerah.
“Pemkab Aceh Besar perlu memikirkan nasib diaspora Aceh besar di luar daerah, khususnya para mahasiswa yang sedang menuntut ilmu, karena ini adalah aset daerah yang akan memperjuangkan masa depan Aceh Besar di masa yang akan datang,” kata Faiyadh.[]