Jakarta – Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira menyatakan statemen Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh terlalu emosional soal partai nasionalis. Sebelumnya Paloh menuduh keberadaan partai yang mengaku paling sesuai nilai Pancasila dan nasionalis, namun dalam praktiknya berbeda.
Menurutnya, pernyataan yang disampaikan Surya saat berpidato di Kongres kedua Nasdem di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (8/11) itu juga tidak memiliki makna secara ideologis.
“Terlalu emosional dan sama sekali tidak bermakna ideologis,” kata Andreas dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (9/11).
Dia menerangkan, tuduhan tersebut berawal dari sindiran Presiden Joko Widodo soal kemesraan Surya dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman di acara Hari Ulang Tahun (HUT) Golkar pada Rabu (6/11).
Menurutnya, reaksi Surya terhadap sindiran Jokowi itu pun terlalu emosional karena membawa diskursus seolah persoalan kemesraan dirinya dengan Sohibul masuk ke wilayah ideologis partai politik di koalisi pendukung pemerintah.
Menurut Andreas, tidak satu partai politik yang mengartikan bahwa kemesraan Surya dan Sohibul tersebut bermakna ideologis. Menurut dia, seluruh pihak juga menyadari bahwa dinamika antarelite partai politik lebih bersifat pertemanan saat ini.
“Semua juga tahu dinamika antarelite partai saat ini lebih bersifat politik pertemanan. Membangun pertemanan sebagai basis kesepahaman kerjasama politik,” katanya.
Dia menambahkan, sebuah hal yang wajar jika Jokowi mengomentari kemesraan Surya dan Sohibul. Menurutnya, Jokowi terus berharap agar semua partai politik pendukungnya tetap solid pascapembentukan kabinet beberapa waktu lalu.
“Meskipun hubungan antarelite partai dinamis tetapi soliditas koalisi tetap terjaga,” kata Andreas.
Sebelumnya, Surya menyindir partai yang mengaku paling pancasilais dan nasionalis namun dalam praktiknya justru bersebrangan dengan nilai-nilai pancasila.
“Ngakunya partai nasionalis, partai yang pancasilais. Ya buktikan saja di rakyat yang membutuhkan pembuktian partai mana yang paling menanamkan nilai-nilai Pancasila,” ujar Surya di Kongres kedua Nasdem di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (8/11).
“Kalau partai yang masih mengundang cynical propaganda yang kosong, mengajak berkelahi satu sama yang lainnya, ah yang pasti itu bukan pancasilais itu,” imbuhnya.
Surya mengatakan partai yang pancasilais semestinya tidak menganggap partai yang tak searah sebagai musuh. Ia berkata, semestinya partai pancasilais itu harus merangkul semua partai, termasuk yang bersebrangan sikap politik.
“Jangan musuhi teman. Itu baru Pancasila. Kalau tidak dijalankan yang paling menangis proklamator bangsa ini,” lanjut dia.