TAMIANG – Gladis Ayu, 29 tahun, seorang wanita asal Kampung Bukit Tempurung, Aceh Tamiang mengalami drop di Bandara Hang Nadim, Batam Kepulauan Riau, Rabu 4 Desember 2019.
Akibatnya, rencana Gladis Ayu terbang menuju ke Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara harus tertunda jelang keberangkatan karena mesti menjalani perawatan di Puskesmas setempat.
Sementara itu, pihak keluarga yang telah menunggu kedatangannya di Bandara Kuala Namu begitu terkejut mengetahui Gladis Ayu gagal berangkat. Pihak keluarga pada awalnya mengira ada masalah dengan ototitas bandara sehingga tidak dibolehkan untuk naik pesawat.
Pihak keluarga pun kemudian menghubungi H. Sudirman atau Haji Uma, anggota DPD RI asal Aceh melalui seorang tim penghubungnya di Aceh Tamiang guna meminta bantu guna penelusuran informasi atas gagalnya keberangkatan Gladis Ayu dari Bandara Hang Nadim, Batam.
Mendapat laporan keluarga Gladis Ayu, Haji Uma selanjutnya berkoordinasi dengan pihak otoritas Bandara Hang Nadim dan juga mengontak Ketua Permasa yang merupakan wadah perkumpulan masyarakat Aceh di Batam.
Hasilnya kemudian diketahui bahwa Gladis Ayu sebenarnya gagal berangkat bukan tertahan oleh otoritas Bandara, tap tak sadarkan diri tiba-tiba saat berada di Bandara dan langsung dirujuk ke Puskesmas terdekat. Dari hasil pemeriksaan diketahui, jika Gladis Ayu yang bekerja di Batam ini kekurangan HB dan juga turunnya trombosit.
“Saya mendapat laporan pihak keluarga jika yang bersangkutan mendapat pelarangan terbang oleh otoritas Bandara. Setelah berkoordinasi dengan otoritas Bandara Hang Nadim, ternyata dikarenakan tak sadarkan diri tiba-tiba sehingga gagal berangkat karena harus mendapat tindak perawatan medis disana”, ujar Haji Uma, Jumat 6 Desember 2019.
Haji Uma melanjutkan bahwa pihak keluarga telah mengetahui kejadian yang sebenarnya. Pada saat ini Gladis Ayu masih dalam proses perawatan dan telah menghabiskan tiga kantong darah. Selama perawatannya, Gladis dijaga oleh unsur dari Permasa Batam karena tidak ada saudara maupun keluarga disana.
Atas upaya yang dilakukan pihak Permasa dan warga masyarakat Aceh di Batam dalam upaya menjaga dan mendampingi Gladis Ayu selama dalam perawatan, Haji Uma ikut mengucapkan terima kasih. Menurutnya ini hal tersebut adalah bentuk solidaritas persaudaraan sesama warga Aceh diperantauan.
Haji Uma juga berharap hal tersebut mestinya terus dijaga dan dibina oleh warga Aceh di perantauan.