PERJALANAN dari Kuala Simpang ke Desa Babo, Kecamatan Bandar Pusaka, Aceh Tamiang memakan waktu hampir 1,5 jam. Jalan sedikit berliku dan penuh tajakan. Namun senda gurau rombongan membuat rasa lelah menghilang.
Potret kemiskinan dan kehidupan masyarakat yang masih sangat tradisional terlihat jelas sepanjang perjalanan.
Ya, rombongan ini rencananya menuju ke pedalaman Simpang Jernih Aceh Timur. Rombongan ini dipimpin langsung oleh anggota DPD RI asal Aceh, HM Fadhil Rahmi.
Tiba di Desa Babo bukan berarti perjalanan selesai. Dari Babo, rombongan masih harus melanjutkan perjalanan ke Tampor Paloh, Kecamatan Simpang Jernih, dengan menggunakan boat. Kali ini waktu tempuh mencapai 3 jam perjalanan.
Arus sungai yang deras menjadi tantangan tersendiri untuk menuju ke Simpang Jernih.
“Dua kecamatan di dua kabupaten yg masih sangat butuh perhatian, Bandar Pusaka, Aceh Tamiang dan Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur. Kehidupan mereka saling membutuhkan,” kata Fadhil Rahmi.
“Transportasi masih pakai boat. Jalan antar desa juga masih sulit transportasi. Jalan penghubung antar desa hancur-hancuran,” ujar mantan Ketua IKAT ini.
Di Tampor Paloh, Kecamatan Simpang Jernih, Syech Fadhil dan rombongan disambut hangat oleh warga setempat dengan kesederhanaan.
“Kegiatan kami disana silaturrahmi dengan masyarakat dan juga para siswa SMP dan MAS sekolah merdeka yang dibina oleh YAMA, yayasan Anak Merdeka pimpinan pak Ali muda yang sudah berkiprah memajukan pendidikan disana dari 2007,” kata Syech Fadhil.
“Selain itu juga melakukan pengobatan gratis kepada masyarakat. Kita hadirkan dua dokter, dr. Syamsuddin dan dr.Denny,” kata Syech Fadhil lagi.
Dirinya berharap suatu saat bisa kembali lagi ke Simpang Jernih untuk bersilaturahmi dengan masyarakat setempat.
“Orang-orang disana sangat ramah dan baik baik. Saya berharap aspirasi yang disampaikan dapat didengar oleh pemerintah. Ini tugas saya untuk menyuarakannya,” kata dia. []