SIGLI – Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail, menyesalkan adanya pemberitaan tidak benar di salah satu media online. Pemberitaan tersebut dinilai sangat menyudutkan DPRK Pidie, dan juga memuat data yang salah.
Terkait hal ini, pimpinan dengan Badan Anggaran DPRK pidie mengundang Sekda Pidie sebagai Ketua TAPK Pidie dan juga mengundang wartawan BERITAKINI.co, Firman, di Ruang Musyawarah DPRK Pidie untuk meminta klarifikasi atas berita yang ditulisnya.
“Hal ini penting kami lakukan agar tidak terjadi persepsi salah di masyarakat Pidie yang seolah-olah pengajuan RAPBK Pidie 2020 disebabkan oleh Dewan Pidie,” kata Mahfud dalam pertemuan ini.
Seperti diketahui, berita media online beritakini.co, Kamis 19 Desember 2019, yang berjudul, “Ternyata Membengkaknya Usulan Sekwan Jadi Salah Satu Penyebab Molornya APBK Pidie 2020” yang dirilis pada Kamis 19 Desember 2019, pukul 17.44 WIB yang di tulis oleh Firman.
“Berita ini adalah kabar hoax dan tidak benar, dan persoalan ini sangatlah merugikan kami DPRK Pidie. Seolah olah kami hanya mementingkan kepentingan diri kami sendiri. Padahal molornya pembahasan karena memang eksekutif lambat menyerahkannya KUA PPAS ke DPRK, tentu juga akan ikut telatnya penyerahan RABPK Pidie 2020.”
“Kami sangat menyesalkan penulisan berita yang tidak seimbang itu, seharusnya media juga harus mengkonfimasikan ke kami setiap ada pernyataan dari orang lain menyangkut kami dan kelembagaan. Apalagi ini menyangkut hajat hidup seluruh masyarakat Pidie,” katanya lagi.
Untuk diketahui oleh seluruh masyarakat Pidie, kata Mahfud, bahwa Pagu yang diberikan oleh Pemkab Pidie untuk pos Sekretariat DPRK Pidie adalah hanya 15.650.000.000 atau 15,6 miliar.
“Itupun sudah termasuk belanja tidak langsung seperti gaji dan pendapatan lainnya staf ASN di Setwan Pidie, bukan angka Rp48.000.000.000 atau 48 miliar sebagaimana dituliskan oleh berita online tersebut,” ujarnya.
Adapun hasil pertemuan, kata Mahfud, setelah dilakukakan klarifikasi langsung dengan Sekda Pidie dan Firman sebagai wartawan yang menuliskan langsung berita tersebut. Akhirnya Firman mengakui kesalahan penulisan berita tersebut dan memohon maaf atas kesalahan penulisan tersebut.
“Kedepan kami mengharapkan kepada kawan kawan jurnalistik untuk lebih hati hati dalam penulisan berita dan data yang disajikan harus benar, agar tidak merugikan orang lain.“