Banda Aceh – Sebanyak 50 anak murid kelas B Sekolah TK (Taman Kanak-kanak) PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) RUMAN (Rumah Baca Aneuk Nanggroe) Aceh mengikuti kegiatan ekstra kurikuler berupa field trip (kunjunga lapangan).
Kegiatan tersebut dilakukan di Museum Kapal PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) Apung yang berada di Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh pada Sabtu pagi 15 Februari 2020.
Turut hadir pada kegiatan itu Kepala PKBM RUMAN Aceh, Rizky Sopya, S.Pd., yang bertindak sebagai fasilitator kegiatan serta Pendiri dan Pembina RUMANA Aceh, Ahmad Arif serta beberapa orang tua murid.
Kepala Sekolah TK RUMAN Aceh, Fitri Mukirah, S.Pd., seusai acara mengungkapkan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari realisasi tema pembelajaran tentang alam semesta dengan subtema bencana alam.
“Tsunami yang menimpa Aceh 15 tahun lalu adalah bencana berskala sangat besar. Karenanya, sedari dini kita perkenalkan kepada anak-anak. Agar mereka lebih mawas diri di masa depan”, ujar Kirah.
Kegiatan tersebut, kata Kirah selanjutnya, dikhususkan buat anak-anak usia 5-6 tahun, kelas B1, B2 dan B3 yang akan melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang SD (sekolah Dasar) pada tahun ajaran 2020/2021 nanti.
Setelah menjelaskan secara ringkas pengamalannya ketika menghadapi tsunami 15 tahun lalu dan asal kapal PLTD Apung, Kepala PKBM RUMAN Aceh memfasilitasi permainan menyusun puzzle berupa gampar kapal tersebut bagi anak-anak.
Lalu, secara bergantian dalam 3 kelompok, ke 50 murid TK B RUMAN Aceh dibawa ke dalam museum yang berada dalam badan kapal Apung. Kepada mereka diperlihatkan animasi terjadinya tsunami. Pada saat bersamaan, seraya menanti giliran, anak-anak mewarnai gambar kapal apung di ruang perpustakan museum itu.
“TK RUMAN Aceh memang diprioritaskan bagi anak-anak fakir miskin. Meski demikian, kita selalu memaksimalkan ikhtiar dalam menghadirkan yang terbaik bagi mereka. Nah, kegiatan hari ini adalah bagian sederhana dari ikhtiar tersebut”, tutur Rizky.
Sebagai informasi, pada tahun ajaran 2019/2020 ini, dari total 81 murid yang terdaftar, 64 orang belajar secara gratis. Ke 64 anak tersebut ditanggung biaya pendidikan mereka oleh 49 orang donatur dari dalam dan luar Aceh setiap bulannya Rp 350.000 per anak.