SELAMA bertahun-tahun, para sejarawan dari semua latar belakang berupaya penuh untuk menemukan kerangka manusia dan barang-barang milik seorang muslim yang terkubur di Washington, DC, hampir 200 tahun yang lalu. Hal ini dilakukan karena terkait dengan sejarah perkembangan Islam di Amerika.
Melansir dari About Islam, Rabu (19/2/2020), Yarrow Mamout merupakan satu di antara puluhan atau jutaan ribu muslim yang dibawa ke Amerika selama masa perdagangan budak. Tetapi, hanya sedikit sejarawan yang memiliki banyak informasi.
Ruang bawah tanah Q Street yang berada di seberang Volta Park di Washington, DC, sedang direnovasi ketika para pekerja menemukan empat kerangka manusia, pada 4 Februari lalu.
Menurut sejarawan Washington, setidaknya ada satu set jenazah yang mungkin berasal dari Yarrow Mamout, seorang lelaki Afrika yang ditangkap dari Guinea pada abad ke-18 dan dipaksa menjadi budak di Amerika. Ia membeli sendiri kebebasannya setelah bertahun-tahun menabung.
“Dia orang yang berpendidikan. Dia membaca dan berbicara bahasa arab. Ia telah diculik di Afrika Barat dan dibawa ke Maryland,” kata Jerry McCoy, seorang pustakawan koleksi khusus di perpustakaan umum DC kepada Georgetowner.
Selain hemat dan pekerja keras, Yarrow juga diizinkan untuk mencari uang tambahan ketika ia menjadi seorang budak.
Setelah bebas, ia terus membuat batu bata, arang, dan keranjang serta melakukan pekerjaan lainnya. Dia menyimpan uangnya, membeli tanah, dan tinggal di sebuah rumah kayu di tempat yang sekarang bernama 3324 Dent Place NW.
Menurut James H. Johnston, penulis From Slave Ship to Harvard: Yarrow Mamout and the History of an African American Family, harta milik Yarrow merupakan satu-satunya di Amerika Serikat yang diketahui, dimiliki, dan diduduki oleh seorang budak yang berasal dari Afrika. “Dia diakui sebagai perenang terkuat di sungai Potomac. Dia adalah legenda lokal,”sambungnya.
Sebuah penyelidikan forensik sedang berlangsung untuk menentukan apakah sisa-sisa kerangka tersebut milik Mamout, seorang muslim dan pria yang dikenal sebagai orang yang serba tahu di Georgetown. “Ini akan menjadi penemuan yang luar baisa jika itu dapat dibuktikan melalui DNA,” kata McCoy.
Yarrow juga termasuk salah satu dari budak yang lukisannya mirip dengan potret minyak terkenal. Setidaknya, dia telah dua kali menjadi model untuk seniman. Pertama, pada 1819, ia dilukis oleh Charles Willson Peale, yang juga melukis George Washington, Benjamin Franklin, dan Thomas Jefferson.
Warisan Yarrow saat ini berada di tempat-tempat yang mengejutkan seperti Yaro Collective, sekelompok muslim profesional muda di area Washington yang mengorganisasi dan mempublikasikan acara budaya dan komunitas. Koleksi ini dinamai menurut ejaan alternatif dari Yarrow. Ia meninggal pada 1823, sekitar 87 tahun. Pada 22 Agustus menjadi perayaan ke-220 atas kebebasannya dari perbudakan.