Banda Aceh – Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof. Eka Srimulyani, Ph.D., mengisi serial perdana lesehan bulanan keluarga besar Lembaga Pendidikan dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Rumah Baca Aneuk Nanggroe (RUMAN) Aceh.
Kegiatan bersifat internal itu digelar di aula serbaguna RUMAN Aceh yang berada di Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh pada Sabtu pagi 22 Februari 2020. Dihadiri oleh 25 orang pengurus dan anggota serta relawannya.
Pendiri sekaligus Pembina RUMAN Aceh, Ahmad Arif, dalam kata pengantarnya mengutarakan bahwa kegiatan ini memang dikhususkan buat semua tim yang terlibat langsung dalam beragam program dan kegiatan.
“Yang hadir ini terdiri dari bunda-bunda guru Sekolah PAUD (pendidikan anak usia dini), tutor pendidikan kesetaraan dan para relawan pustaka kita masih bersedia membersamai perjalanan khidmah RUMAN Aceh,” ujar Arif.
Di antara tim RUMAN Aceh tersebut, ujar Arif manambahkan, ada yang telah bergabung sejak 5 tahun lalu. Namun, ada juga yang baru beberapa bulan. Bahkan ada yang masih berbilang hari. Karenanya, kegiatan ini urgen dihelat untuk menyamakan frekwensi dan gerak.
Prof. Eka Srimulyani, Guru Besar UIN Ar-Raniry termuda dan pernah menahkodai Fakultas Psikologi kampus itu dalam pemaparannya mengungkapkan 10 hal yang harus ada dalam upaya membangun sebuah tim.
“Yaitu, punya visi dan misi yang sama, bangun rasa saling percaya, komunikasi intensif, adakan kegiatan bersama, sistem appraisal, memahami peran dan tanggung jawab, tingkatkan kompetensi tim, saling menghormati dan menghargai, komitmen yang kuat dan evaluasi,” ujar antropolog wanita Aceh yang sangat bersahaja ini.
Membangun sebuah tim, ujar Prof. Eka selanjutnya, cenderung mudah. Namun, merawat tim itu tidak mudah. Ada 5 hal yang perlu diperhatikan. Yaitu, satu visi, tidak egois, kerendahan hati, kerelaan berkorban dan tidak kueh.
“Banyak hasil penelitian menegaskan bahwa sikaf kueh (dengki atau hasad) menjadi biang kehancuran sebuah tim. Hal itu bisa dihindari dengan mengokohkan silaturrahim serta memahami bahwa manusia terbaik adalah yang paling bermanfaat buat orang lain,” kata Prof. Eka.