BANDA ACEH – Duta Besar (Dubes) Belgia untuk Indonesia, Mr. Stephane De Loecker melakukan pertemuan khusus dengan Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haytar pada Kamis pagi, 27 Februari 2020 di Meuligoe Wali Nanggroe, Aceh Besar.
Kedatangan Stephane yang pertamakalinya ke Aceh ini diakuinya bertujuan untuk melihat langsung kondisi kekinian Aceh, dan mendapatkan informasi yang lebih detail mengenai daerah yang pernah dilanda konflik berkepanjangan dan musibah tsunami, serta rencana investasi.
Dalam pertemuan khusus itu, Wali Nanggroe dan Stephane tampak berbincang akrab layaknya kawan karib.
“Sebelumnya saya telah bertemu Wali Nanggroe di Jakarta beberapa waktu lalu, beliau mengundang saya untuk datang langsung ke Aceh, dan hari ini saya ada disini,” kata Stephane usai pertemuan.
Stephane mengaku sudah lama mengenal Aceh lewat literasi, khususnya tentang konfilik dan musibah tsunami. Ia mengungkapkan rasa terimakasih atas penerimaan oleh Wali Nanggroe, serta informasi yang disampaikan langsung kepada dirinya, baik dari sisi politik, ekonomi, dan pembangunan Aceh.
“Hal yang paling penting (adalah) 15 tahun lalu telah ditandatangani kesepakatan damai antara Pemerintah Indonesia dengan Aceh (GAM) setelah konflik yang panjang. Dan disaat sekarang kita bisa melihat situasi yang seimbang dibanding 15 tahun lalu,” kata Stephane.
Stephane menambahkan bahwa dirinya telah diinformasikan oleh Wali Nanggroe terkait hal-hal yang dapat dilakukan kerjasama di Aceh. Ia mengaku akan mendiskusikan lebih lanjut lagi tentang apa yang bisa diimplementasikan ke depan.
“(Kita juga) memikirkan bagaimana caranya orang-orang dari Belgia (khususnya) dan Eropa (umumnya) untuk datang ke Aceh sebagai investor. Mencari tahu apa project yang bisa dibawa ke Aceh,” tambah Stephane.
Sementara itu Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Al Haytar mengatakan, kedatangan Dubes Belgia ke Aceh merupakan suatu penghargaan yang sangat besar. “Supaya keadaan Aceh yang sebenarnya dapat dikeahui oleh dunia. Karena kadang-kadang orang di luar negeri merasa agak ragu-ragu datang (berinvestasi) ke Aceh. Jadi hari ini beliau (Dubes Belgia) bisa melihat bagaimana kondisi sebenarnya di Aceh,” ujar Wali Nanggroe.
Kepada Stephane, Wali Nanggroe menjelaskan secara detail mulai dari proses terjadinya MoU Helsinki, jalannya perdamaian dan politik antara Aceh dengan Jakarta selama 15 tahun terakhir, serta perkembangan terkini kondisi Aceh dari berbagai sisi.
Usai pertemuan, kepada Wali Nanggroe, Stephane mengutarakan bahwa besok dirinya akan berkunjung ke Sabang untuk melihat langsung keindahan alam pulau paling barat Indonesia tersebut.
“Mari saya katakan kepada seluruh orang Aceh, kalian memiliki alam yang indah yang dapat dinikmati setiap saat. Dan memiliki kopi terbaik di dunia,” kata Stephane sambil tersenyum lebar.
Di akhir pertemuan Wali Nanggroe menyerahkan cinderamata khas Lembaga Wali Nanggroe dan buku tentang Aceh.[]