BANDA ACEH – Pengurus Besar Rabithah Thaliban Aceh (PB RTA) menggelar rapat koordinasi di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh. Rakor yang diselenggarakan dari 07 hingga 09 Maret 2020 ini diikuti sebanyak 100 peserta PB RTA dari 23 Kabupaten/Kota se-Aceh.
Acara yang mengusung tema “ “Eksistensi Santri Dayah Dalam Membangun Pergerakan Dayah” dan acara ini difasilitasi oleh Dinas Pendidikan Dayah Aceh.
Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El-Madny dalam sambutannya mengatakan, PB RTA harus memperlihatkan eksistensi nyata terhadap persoalan bangsa. Menurutnya, pengurus RTA harus memiliki gagasan terbaru dalam menyelesaikan berbagai problematika Aceh dan nasib dayah masa depan.
“Setiap Aktivis Dayah yang tergabung dalam RTA harus mampu berargumen. Aliran Ahlul Sunnah Wal Jamaah harus kita jaga bersama, saya minta agar RTA berdiri di garis terdepan dalam menghalau persoalan yang mengganggu apa yang sudah menjadi kebiasaan di Aceh,” kata Kadis Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El Madny, Sabtu (7/3) malam.
Dalam sambutannya, Usamah berharap PB RTA harus merefleksi kembali kiprahnya di masa lalu. Pasalnya, kata Usamah, RTA yang dimotori kalangan dayah harus melahirkan pergerakan-pergerakan baru ke arah yang lebih baik. Menurutnya, RTA yang notabenenya berasal dari aktivis dayah harus mempunyai gagasan visioner dalam memimpin perubahan besar tersebut.
Selain itu, Usamah meminta RTA agar dapat memerankan dirinya sebagai khadimul ulama. Ini dikarenakan saat ini banyak oknum-oknu Ban secara terang-terangan menghina bahkan merendahkan ulama-ulama dayah.
“Untuk itu, agar RTA diminta untuk dapat menjaga kewibawaan dan kehormatan ulama dayah kita.Kepada semua PB RTA sebagai mitra strategis Pemerintah Aceh dalam hal ini Dinas Pendidikan Dayah Aceh agar memperbaiki semangat dan kinerja, manfaatkan potensi yang ada, untuk mempersembahkan pikiran terbaik kita, untuk Aceh, Ummat dan Dunia Dayah,” tutup Usamah El Madny.