BANDA ACEH – Mantan wakil gubernur Aceh, Muhammad Nazar dan Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, memperkenalkan trend salaman baru untuk mengantisipati virus Corona. Ini dilakukannya saat bertemu di acara PPP, Sabtu 13 Maret 2020.
Saat memenuhi undangan acara pembukaan kegiatan Musyawarah Kerja Wilayah PPP Provinsi Aceh di aula hotel Muraya Kryad Banda Aceh pada malam Sabtu, 13 Maret 2020, nampak keduanya tidak bersalaman dengan berjabat tangan erat-erat dan tidak cipika cipiki, berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelum merebaknya virus corona di berbagai daerah di Indonesia.
Dikutip atjehwatch.com di Facebook Peureute SIRA. dalam acara yang diundang PPP itu, Nazar yang belum sempat bersalaman dengan Nova Iriansyah dan para undangan lainnya karena datang terakhir ketika acara seremonial hendak dimulai langsung duduk di saf terdepan, sederet dengan tempat duduk Plt. Gubernur Aceh dan para petinggi DPP PPP RI dan Aceh. Usai acara seremonial, Nova Iriansyah, sambil berjalan dan tiba di hadapan kursi tempat Muhammad Nazar duduk dan Nazar juga bangkit dari kursi dan merespon akrab Nova.
Awalnya Muhammad Nazar hendak disalami dengan berjabat tangan oleh Plt. Gubernur Nova Iriansyah, tetapi Nazar justru merespon keakraban salaman dengan mengadu genggaman tinju dan tos siku yang juga mendapat respon akrab dari Nova Iriansyah. Jadi, H. Muhammad Nazar tak bermaksud menghindari salaman dengan berjabat tangan dengan H. Nova Iriansyah.
“Hal itu bukan pula dilakukan untuk menjaga jarak politik, bukan pula terpengaruh dengan berita di media online terkait desakan YARA agar Plt. Gubernur Nova Iriansyah dikarantina karena baru pulang dari Uni Emirat Arab beberapa waktu lalu. Tetapi dalam Islam, setiap kemungkinan adanya informasi wabah sedang menular dan cepat menular, termasuk virus corona yang semula disebarkan di China dan oleh sebagian orang China yang terpapar virus itu— memang wajib dihindari. Dalam Islam, orang yang dirinya sudah positif terkena virus setelah diperiksa secara medik juga wajib menghindar atau tidak boleh dengan sengaja menularkan kepada orang lain, demikian pula orang-orang yang belum terkena penyakit atau virus wajib menghindari atau mencegahnya,” tulis admin akun Facebook Peureute SIRA.
“Jalan Islam jangan dipahami secara salah sebagai hukuman, tetapi kebaikan untuk siapa saja. Bahkan Islam memberikan guidance (petunjuk) yang tepat hingga ke urusan kebersihan dan kesehatan. Jadi, pencegahan selalu lebih baik dari pengobatan (al wiqayatu khairun min al ‘ilaj). Bukan untuk menghina, bukan pula merendahkan dan bukan untuk mengisolasi kebebasan orang. Salah satu tujuan diturunkan al Quran dengan segala isinya adalah untuk obat dan rahmat. Islam juga mengatur tentang pentingnya bersuci, membersihkan diri lahir batin, berpakaian yang benar dengan menutup aurat hingga memilih makanan yang baik, bergizi dan halal.”