BANDA ACEH – Sejumlah Abang Becak di Banda Aceh dan Aceh Besar terpaksa alih profesi jadi pemulung selama sepekan terakhir. Kondisi ini terjadi karena minimnya penumpang serta adanya larangan berkumpul di keramaian yang dikeluarkan oleh Pemerintah Aceh untuk antisipasi penyebaran virus Corona.
“Hampir sepekan terakhir. Dimulai dari Senin lalu saat instruksi pembatasan aktifitas di luar rumah. Penumpang sepi. Jadi terpaksa jadi pemulung,” ujar Herman, 47 tahun, warga Ujong Batee, Kecamatan Krueng Raya, Aceh Besar.
Sebelumnya, kata Herman, ia mangkal di kawasan Peunayong, Kota Banda Aceh.
“Namun sebulan terakhir turun drastic pendapatannya. Semenjak ada larangan dari Pemerintah, saya putar otak dan akhirnya jadi pemulung,” ujar dia.
Aktivitas pemulung, kata dia, dilakukan dari pagi hingga sore hari. Herman turut mengajak dua anaknya yang berusia sekolah untuk mencari botol plastik guna dijual ke agen-agen yang berada di Gampong Jawa.
“Lumayan, dapat 30 hingga 50 ribu perhari-nya. Ini jauh lebih baik dari berdiam diri di rumah,” kata Herman.
“Tak kerja, anak istri mau makan apa? Pemerintah kan cuma bisa melarang. Orang kaya enak bisa berdiam diri di rumah. Makanan sudah disiapkan, kalau saya sehari tak kerja tak ada uang untuk makan,” ujarnya lagi.
Istri herman sendiri, katanya, kini terpaksa turun tangan untuk jadi tukang cuci pakaian di rumah-rumah warga.
“Yang penting halal. Kena Corona berarti sudah nasib saya,” katanya lagi pasrah.
“Neutuleh berita jeut tapi bek neucok foto, malee lon,” ujar Herman. []